Wakil Gubernur Jatim Saifullah Yusuf (berdiri) memantau banjir yang melanda kawasan Sampang, Jatim, Minggu (28/2). Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat mencatat, warga terdampak banjir di Kabupaten Sampang mencapai 11.468 kepala keluarga atau sebanyak 34.225 jiwa yang tersebar di tujuh desa dan enam kelurahan. ANTARA FOTO/Saiful Bahri/kye/16

Sampang, Aktual.com – Beberapa titik banjir di Sampang Madura, hingga kini masih ada beberapa titik yang belum mendapatkan bantuan logistik dari pemerintah daerah maupun pemerintah Provinsi Jatim.

Wakil Gubernur Jatim, Syaifullah Yusuf, mengakui adanya hal itu saat melakukan kunjungan di lokasi banjir.

“Saya baru tahu kalau ada lokasi yang belum bisa terjangkau. Hal itu dikarenakan ketinggian air hampir dua meter. Dan airnya mengalir cukup kuat,” kata Syaifullah Yusuf.

Akibat dua faktor itulah, lanjutnya, pengiriman logistik menjadi kendala.

Senada dengan Komandan Distrik Militer (Kodim) Kabupaten Sampang Letkol Infanteri Indrama Bodi, mengatakan bahwa medan banjir Sampang airnya mengalir cukup deras. Dan ini berdampak pada pendistribusian bantuan logistik untuk warga.

“Pertama, arus air cukup deras. Jika dipaksakan masuk, ini bisa membahayakan warga. Kalau ada bantuan logistik datang, tiba-tiba warga melihat dan keluar. Itu bisa bahaya,” katanya.

Bukan hanya itu, perahu karet yang dipakai untuk membawa logisitik, tidak menutup kemungkinan akan sulit menjangkau, karena bisa terseret arus.
Untuk bisa masuk ke pelosok-pelosok yang airnya cukup kencang, lanjutnya, tim harus menggunakan kapal boat yang menggunakan mesin. Hanya saja, jumlah kapal boat masih terbatas, sehingga belum bisa menjangkau seluruh pelosok dalam waktu yag cepat.

Seperti diberitakan sebelumnya, banjir akibat luapan sungai kamoning tersebut terus meluas. Bahkan ketinggian air yang sebelumnya mencapi 150 cm, kini hampir 2 meter. Selain masuk ke rumah-rumah warga, banjir juga masuk ke rumah sakit. Akibatnya, pasien di rumah sakit harus di evakuasi.

Artikel ini ditulis oleh:

Reporter: Ahmad H. Budiawan