Bus Angkutan Perbatasan Terintegrasi Bustransjakarta (APTB) melaju di jalur transjakarta Jalan Gatot Soebroto, Jakarta, Jumat (27/5/2016). Dinas Perhubungan dan Transportasi DKI Jakarta berencana akan melarang bus angkutan perbatasan terintegrasi transjakarta (APTB) masuk jalur busway per 1 Juni mendatang, dilarangnya APTB masuk busway karena banyaknya laporan yang menyebut masih seringnya bus-bus APTB melanggar aturan.

Jakarta, Aktual.com – Prestasi Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok sebagai pemimpin DKI Jakarta dalam mengelola transportasi umum bus Transjakarta hanya menampilkan pengelolaan yang amburadul. Dibanding gubernur sebelumnya, prestasi Ahok sangatlah buruk.

“Dilihat dari sisi hal teknis, belum ada komitmen untuk sterilkan jalur Trans Jakarta. Ini yang jadi penyakit. Sesuatu yang mudah itu tak bisa dilakukan Ahok. Padahal, tidak ada di dunia mana pun jalur busway yang tidak steril, kecuali di Jakarta,” kata Ketua Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Tulus Abadi di Jakarta, Minggu (19/2).

Menurutnya, terkait pembenahan transportasi umum busway ini, Ahok selalu bilang mau menambah armada dan mempererat peran angkutan umum, tapi faktanya pengelolaannya sangat buruk.

“Jika mau didalami, jalur busway Jakarta ini ternyata terpanjang di dunia. Tapi faktanya, kinerja dan pengelolaanya terburuk di dunia. Ini “prestasi” Ahok.”

Cuma lucunya, dalam kampanyenya kemarin, pasangan Ahok-Djarot ini selalu mengangkat tema pembenahan transportasi yang menjadi komoditas kampenye, padahal selama mereka menjabat itu masalahnya tak terselesaikan. Yang ada hanya di tataran konsep mau memperbaiki armada transportasi umum.

“Padahal efek karut marut transportasi di DKI itu banyak. Baik dari sisi ekonomi, lingkungan, dan sosial. Kalau bisa diatasi akan dicatat dalam sejarah prestasi itu. Tapi ya prestasi buruk. Ini yang harus perhatian pemilih pada putaran dua nanti.”

Menurut Tulus, pihaknya kerap berdialog dengan unsur pemerintah daerah dan publik. Tapi dari publik banyak keluham, bukti pemerintah belum optimal dalam melakukan pelayanan terhadap konsumen dalam hal ini warganya. Salah satunya terkaut busway itu.

“Selama ini aspek hilir (busway) harus diselesaikan. Bukan hanya di hulu saja, dengan menambah armada. Tapi pengelolaannya harus baik juga. Sehingga masyarakat mau beralih ke busway ini.”

Sekadar informasi, transportasi busway sendiri mulai beroperasi pada 15 Januari 2004 dengan ditandai peresmian koridor I (Blok M-Kota) di era kepemimpinan Sutiyoso-Fauzi Bowo.

Saat menjabat gubernur, Bang Yos sukses membangun tujuh koridor dengan panjang 107,55 km. Sementara Gubernur Fauzi Bowo-Prijanto membangun empat koridor sepanjang 99,3 km. Jokowi-Ahok cuma sanggup membangun satu koridor sepanjang 23,75 km. Dan “prestasi” Ahok-Djarot cuma bisanya mengganti logo baru Trans Jakarta. [Busthomi]

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Wisnu