Ketua Umum Partai Hanura Oesman Sapta Odang (istimewa)

Jakarta, Aktual.com – Pengajuan mosi tidak percaya oleh 27 DPD dan lebih dari 400 DPC Hanura terhadap kepemimpinan Oesman Sapta Odang sebagai Ketua Umum Partai Hanura mengundang tanda tanya bagi pengamat politik Ubaidillah Badrun.

Dosen ilmu politik Universitas Negeri Jakarta (UNJ) ini pun memandang rencana pelaksanaan Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) yang terbilang buru-buru, yakni seminggu setelah pemberhentian OSO, sebagai hal yang ganjil.

“Ada yang aneh di Partai Hanura, jika tiba-tiba minggu depan mengadakan Munaslub. Sebab tidak tercium oleh publik apa yang terjadi sebenarnya di partai Hanura,” katanya saat dihubungi Aktual, Selasa (16/1).

Keganjilan itu semakin nyata setelah OSO melakukan pembalasan dengan memecat balik Sekjen Hanura, Sarifuddin Sudding, hanya beberapa jam setelah pemberhentian dirinya sebagai Ketum partai yang didirikan Wiranto itu.

Ia memaparkan, setidaknya ada empat kemungkinan penyebab yang mendorong terjadinya fenomena ini. Salah satu kemungkinannya adalah adanya kepentingan bersama dari Partai Hanura yang tidak direspon dengan baik oleh OSO.

“Sehingga seluruh pengurus partai di bawahnya menyatakan tidak percaya atau mencabut dukunganya terhadap OSO sebagai ketua umum partai Hanura,” terang pria yang biasa disapa Ubed ini.

Kemungkinan kedua adalah adalah gagalnya proses konsolidasi yang dibangun oleh OSO dalam internal Hanura. Menurut Ubed, dalam hal ini, konsolidasi yang menemui jalan buntu ini berakibat fatal karena mengakibatkan hilangnya kepercayaan sejumlah kader Hanura terhadap Ketua Umumnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Nebby