Guru Besar Unila, Bustanul Arifin,
Guru Besar Unila, Bustanul Arifin,

Jakarta, Aktual.com – Pemerintahan Jokowi-JK terkesan menyampaikan informasi tidak benar berkaitan ketahanan pangan nasional. Pasalnya, klaim Menteri Pertanian, Amran Sulaiman tidak melakukan impor beras, namun kenyataannya dari tahun ke tahun pemerintah melakukan impor.

Pengamat Kebijakan Pertanian Bustanul Arifin mencatat sejak pemerintahan Jokowi-JK mengambil alih tampuk kekuasaan, pada triwulan ke 4 tahun 2014 hingga saat ini, Indonesia telah mengimpor beras sebanyak 2.700 juta ton.

“Menteri Pertanian sering mengatakan 2016 tidak ada impor, ternyata 2016 kita impor beras 1,283 juta ton,” kata Bustanul Arifin di Jakarta, Senin (22/5).

Tidak hanya itu, dengan volume impor keseluruhan sebanyak 2.700 juta ton dimasa pemerintah Jokowi-Jk, belanja ini telah menguras devisa sebanyak Rp15,3 triliun.

Dengan rincian tahun 2014 triwulan ke 4 menguras devisa sebanyak USD 239.439.407 dengan volume 503.3 juta ton, Kemudian pada tahun 2015 menghabiskan devisa USD 351 juta dengan volume 861.6 juta ton.

Untuk tahun 2016 pemerintah juga melakulan impor 1.283.1 juta ton dan menguras devisa sebanyak USD 531.8 juta. Lalu periode pertama tahun 2017, pemerintah juga telah melakulan impor beras sebanyak 43.8 juta ton dan menghabiskan devisa USD 26 juta.

“Saya hitung selama pak Jokowi jabat sudah menguras devisa sebanyak Rp15,3 triliun,” pungkasnya.

(Dadangsah Dapunta)

Artikel ini ditulis oleh:

Reporter: Dadangsah Dapunta
Editor: Eka