Subang, Aktual.com – Pemerintah didesak mengusut tuntas kasus meninggalnya seorang Tenaga kerja Indonesia (TKI) di Hongkong, Zaenab pada 13 Mei 2016. Zaenab disebut meninggal akibat sakit paru-paru. Namun, perlu dibuktikan lebih lanjut lewat investigasi, ada tidaknya kelalaian majikan dan agen penyalur yang menyebabkan kematian Zaenab.

“Agar almarhumah dan keluarga mendapatkan keadilan,” kata Dewi dari LBH Bandung, Minggu (22/5) kemarin.

Lagi pula, kata dia, dokumen dan barang milik Zaenab hingga kini belum diterima oleh keluarga. Padahal itu dibutuhkan agar pihak keluarga Zaenab bisa segera mengurus hak-hak almarhumah yang belum didapat seperti asuransi, gaji dan hak-hak lainnya. “Pihak keluarga menginginkan agar seluruh barang dan dokumen Zaenab segera diberikan pada keluarga,” ucap Dewi.

Susanti Rahayu, pengurus JBMI (Jaringan Buruh Migran Indonesia) Hongkong ikut menguatkan adanya dugaan kelalaian dari pihak majikan Zaenab di Hongkong sehingga alami sakit paru-paru. “Sebab almarhumah telah lama sakit namun tidak kunjung dibawa berobat hingga akhirnya almarhumah kritis,” kata Susanti, yang mendampingi almarhum saat dirawat di rumah sakit.

Nahasnya, Zaenab adalah buruh migran ke-14 yang meninggal di Hong Kong dan China.

Kata dia, JBMI dan AMCB (Asian Migrants Coordinating Body) terus memperjuangkan standar jam kerja yang dicantumkan di kontrak kerja. Sebab kondisi kerja yang buruk seperti dialami Zaenab, juga banyak dialami TKI yang bekerja sebagai pembantu rumah tangga (PRT) di Hongkong.

Mulai dari jam kerja panjang hingga 18 jam, tempat tidur tidak layak, makanan tidak memadai dan kesulitan mengakses layanan Rumah Sakit. “Banyak (TKI) yang mengeluh sakit tapi majikan tidak menggubris. Bahkan diam saja meski tahu sakit karena takut di-PHK jika majikan tahu. Akibatnya ketika ketahuan sudah kritis,” ucap dia.

Karena itu, dia mendesak Pemerintah Indonesia harus memberi perhatian serius pada persoalan ini. “Keselamatan para pahlawan devisa harus menjadi prioritas negara” desak dia.

Jenazah Zaenab sendiri sudah tiba di rumah duka di Pamanukan, Subang Sabtu (21/5) lalu. Dimakamkan Minggu (22/5).

Artikel ini ditulis oleh: