Pedagang melayani pembeli telur dagangannya di Pasar tradisional Kota Lhokseumawe,Provinsi Aceh, Selasa (7/6) Sejak memasuki Ramadan 1437 hijriah harga telur di sejumlah pasar di Aceh naik yang tadinya Rp38 000/papan kini naik menjadi Rp45000/papan atau per 30 butir telur. ANTARA FOTO/Rahmad/pd/16

Jakarta, Aktual.com – Pemerintah perlu menangani secara serius kenaikan harga telur ayam, karena telah merugikan masyarakat seperti di Jakarta dan berbagai kota lainnya di Tanah Air.

“Pemerintah perlu menyelidiki penyebab naiknya harga telur di pasar,” ujar dosen jurusan Ilmu Ekonomi Universitas Andalas, Padang, Sumatera Barat Fery Adrianus melalui telepon, Rabu (18/7).

Fery menambahkan perlu diteliti apakah penyebabnya memang murni karena stok telur di daerah itu kurang ataukah karena hal lainnya.

“Tapi, kalau seandainya telur dimonopoli oleh satu atau dua pelaku, maka akan berbahaya bagi masyarakat secara keseluruhan,” imbuhnya.

Ia menjelaskan kalau pemerintah melihat kenaikan harga itu terjadi karena stok berkurang, maka berarti itu sudah menjadi suatu persoalan.

Namun, bila ada permainan oleh pedagang nakal, maka pemerintah harus mencari siapa pelakunya. Cara menyelidikinya bisa melalui intel pemerintah di lapangan, ataupun operasi pasar.

“Jadi, kebutuhan pokok merupakan intervensi pemerintah. Paling susah adalah permainan seperti ini, susah untuk ditanggulangi,” katanya lagi.

Harga telur melonjak drastis di beberapa daerah di Indonesia, seperti di DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Lonjakan tersebut membuat masyarakat, khususnya pedagang dan ibu-ibu yang memerlukan bahan pangan itu baik untuk bisnis kuliner maupun kebutuhan sehari-hari merasa resah.

Ketua Satgas Pangan Polri Irjen Polisi Setyo Wasisto mengatakan pihaknya sedang menelusuri penyebab kenaikan harga telur ayam yang saat ini melambung di pasaran.

Terkait kenaikan harga ini, pihaknya mengatakan telah mengadakan rapat di Kementerian Perdagangan yang dihadiri oleh pihak Kemendag, Satgas Pangan, asosiasi peternak, pedagang dan integrator.

 

Ant.

Artikel ini ditulis oleh: