Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, bersama stafnya Sunny Tanuwidjaja, tampil bersaksi di Pengadilan Tipikor pada PN Jakarta Pusat, Senin (25/7/2016). Ahok dan Sunny bersaksi untuk terdakwa mantan Presiden Direktur Agung Podomoro Land Ariesman Widjaja dan Trinanda Prihantoro, dalam kasus suap terkait rancangan peraturan daerah (Raperda).

Jakarta, Aktual.com – Ketua DPP PDI-Perjuangan Andreas Hugo Pareira mengatakan PDI-P perlu berfikir ulang untuk mengusung Ahok di Pilkada DKI 2017.

Hal itu didasari dengan langkah Ahok memainkan politik memecah belah.

“Ucapan Basuki atau Ahok yang menyebut tidak membutuhkan PDI-P, melainkan hanya Ketua DPP PDI-P bidang Organisasi, Kaderisasi, dan Keanggotaan Djarot Saiful Hidayat merupakan upaya Ahok untuk mengadu domba Djarot dengan PDI-P,” ujarnya, Minggu (21/8). (Baca: Bantah Klaim Ahok, Mega Diyakini Usung Kader Terbaiknya di Pilkada Jakarta)

Andreas pun menilai Ahok hanya melihat parpol sebagai alat untuk mencapai kekuasaan di Jakarta. Dia mengatakan PDI-P perlu berfikir ulang untuk mengusung Ahok di Pilkada DKI 2017.

“Dengan track record loyalitasnya yang buruk, political tricky-nya yang sangat licin, saya kira bukan hanya PDI Perjuangan yang perlu berpikir ulang untuk mengusung Ahok,” tutupnya.

Sebelumnya, Ahok mengatakan, kedatangannya ke kantor DPP PDI-P, di Jalan Diponegoro, Jakarta, bukan untuk mendaftarkan diri sebagai bakal cagub DKI dari PDI Perjuangan. Bukan juga untuk meminta dukungan dari PDI-P.

Ahok mengaku datang ke sana hanya untuk meminta izin berpasangan kembali dengan Ketua DPP PDI-P Bidang Organisasi, Kaderisasi, dan Keanggotaan Djarot Saiful Hidayat dalam Pilkada DKI 2017.

“Saya enggak minta (dukungan) PDI-P loh, saya minta Djarot mau enggak ikut saya jadi wakil,” tambah Ahok.

Artikel ini ditulis oleh: