Penyerangan Gereja di Yogyakarta (Foto: Istimewa)
Penyerangan Gereja di Yogyakarta (Foto: Istimewa)

Jakarta, Aktual.com – Partai Bulan Bintang (PBB) meminta aparat kepolisian untuk transparan dalam mengungkap kasus penganiayaan terhadap ulama dan pemuka agama lainnya.

“Maraknya kejadian penganiayaan, bahkan sampai menghilangkan nyawa tokoh agama ini terjadi dalam waktu yang berdekatan. Seperti ada sebuah rangkaian peristiwa yang di ‘running’. Tapi mudah-mudahan anggapan ini salah,” kata Sekjen PBB Afriansyah Ferry Noer dalam keterangan tertulisnya, di Jakarta, Sabtu (17/2).

Menurut dia, jika pihak kepolisian tidak menangani masalah ini dengan serius, maka akan mengganggu stabilitas sosial yang bisa berimbas kepada kestabilan negara akibat satu sama lain saling curiga.

Terlebih, sejumlah pelaku penyerangan dalam waktu cukup singkat dinyatakan gila. Hal ini, kata Ferry, yang menyebabkan masyarakat curiga terhadap pola penanganan kasus-kasus tersebut meskipun Polri mengklaim telah menangani masalah ini secara proporsional dan profesional.

“Vonis gila bagi pelaku ini membuat kami risau dan khawatir. Apalagi yang diserang itu ulama dan ustadz serta tokoh-tokoh agama,” ujar Ferry.

Beberapa waktu terakhir, terdapat sejumlah serangan terhadap pemuka agama. Serangan pertama menimpa pengasuh Pondok Pesantren al-Hidayah, Cicalengka, Kabupaten Bandung, KH Emon Umar Basyri, Sabtu (27/1). Serangan kedua terjadi pada 1 Februari 2018 yang menyebabkan Ustadz Prawoto, komandan Brigade Pimpinan Pusat Persatuan Islam (Persis) meninggal dunia.

Tak lama sesudahnya, seorang pria yang dikatakan bermasalah dengan kejiwaannya bersembunyi di atas Masjid At-Tawakkal, Kota Bandung. Ia mengancam sejumlah santri dengan pisau yang dibawanya.

Sedangkan pada Minggu (11/2), pendeta dan jemaat Gereja Santa Lidwina, Kabupaten Sleman, DIY, diserang. Empat jemaat luka-luka dan pendeta yang memimpin ibadah pun terluka akibat serangan menggunakan pedang. Keesokan harinya, terjadi perusakan masjid di Sukabumi dan Tuban.

“Untuk itu, saya meminta kepada kapolri dan jajarannya melakukan fungsi dan tugasnya menjaga keamaman dan ketentraman bagi seluruh warganya. Jangan sampai warga masyarakt resah dan main hakim sendiri bahkan sampe curiga dilakukan oleh pihak-pihak tertentu yang tidak ingin Indonesia damai, aman dan tentram,” kata Ferry.

ANT

Artikel ini ditulis oleh:

Reporter: Antara
Editor: Nebby