Communication and Legal Section Head PT Angkasa Pura I Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Arie Ahsanurrohim. Foto: Aktual.com/Bobby Andalan.

Kuta, Aktual.com – Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali, meningkatkan pengamanan pasca-ledakan bom di Kampung Melayu, Jakarta Timur, Rabu (24/5) yang menewaskan tiga personel kepolisian. Communication and Legal Section Head PT Angkasa Pura I Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Arie Ahsanurrohim mengakui ada instruksi khusus peningkatan keamanan pasca-aksi bom bunuh diri di jantung Ibu Kota itu.

“Pertama kita meningkatkan intensitas patroli di wilayah bandara. Kedua kita memastikan CCTV, baik yang ada di dalam terminal maupun di luar terminal berfungsi dengan baik,” jelas Arie di Kuta, Jumat (26/5).

Ketiga, Arie melanjutkan, pihaknya juga bekerjasama dengan Lanud TNI AU dan Polsek KP3 Bandara Ngurah Rai meningkatkan fungsi intelijen. “Keempat meningkatkan kewaspadaan sekuriti kami, yaitu dengan profiling penumpang dan pengunjung harus ditingkatkan. Karena tidak mungkin ancaman selalu datangnya dari penumpang, pengunjung juga sama, karena publik area bisa saja menjadi target ancaman untuk mereka,” terang dia.

Arie mengakui untuk menjadi profiler harus memiliki keahlian khusus. Itu pula sebabnya institusinya menjalin kerja sama intelejen dengan Lanud Ngurah Rai dan Polsek KP3 Bandara Ngurah Rai. “Kita memfungsikan sekuriti kita untuk jadi intelejen dalam rangka profiling itu tadi. Memang tidak langsung nyemplung begitu saja, tapi juga ada penguatan dari kedua institusi tadi yang kita anggap ahli di bidang profiling,” papar dia.

Menurut Arie, sekuriti bandara tetap bekerja sesuai dengan SOP yang dimilikinya baik dalam situasi normal maupun mengantisipasi hal tertentu. “Hanya saja fungsinya ditambah dan begitu juga dengan personelnya, mengingat juga dalam waktu dekat kita akan menghadapi arus mudik Lebaran,” papar dia.

Di sisi lain, Arie juga memaparkan jika telah menjalin kerja sama dengan pihak Imigrasi untuk mengantisipasi kedatangan warga negara Indonesia dari negara tertentu. “Kita juga bekerjasama dengan Imigrasi untuk mengantisipasi kedatangan warga Indonesia dari luar negeri yang patut dicurigai. Imigrasi memang wewenangnya, karena mereka yang memiliki jaringan ke Interpol. Kita dari bandara men-support dari sisi fasilitas dan pengamanan,” ujarnya.

“Personel yang dikerahkan secara keseluruhan ada 1.018 orang di semua titik. Untuk saat ini belum ada orang yang diindikasikan atau di-profiling. Tapi kita tetap meningkatkan kewaspadaan, karena mereka bisa menyembunyikan identitas mereka dengan apik,” tambah Arie.
Laporan Bobby Andalan, Bali

Artikel ini ditulis oleh: