Nilai tukar rupiah melemah. (ilustrasi/aktual.com)

Jakarta, Aktual.com – Setelah sentimen kenaikan suku bunga the Fed mulai mereda, kini pasar uang mulai mencermati imbas dari pertemuan negara-negara G20. Makanya, pada pembukaan perdagangan hari ini rupiah terapresiasi tipis sebesar 6 poin.

Berdasar data Bloomberg, pada penutupan kemarin posisi rupiah berada di angka Rp13.314 per dollar AS (USD). Saat pembukaan pagi tadi menguat tipis ke level Rp13.308.

Menurut analis senior PT Binaartha Sekuritas, Reza Priyambada, sebenarnya laju rupiah masih cukup berisiko, karena mungkin saja USD menguat. Karena para pelaku pasar justru menilai tidak adanya hasil yang cukup positif dari pertemuan G20 tersebut.

“Terutama setelah AS tetap bersikukuh dengan kebijakan proteksionismenya, sehingga dipersepsikan akan terhambatnya kerjasama perdagangan di antara para anggotanya,” jelas Reza di Jakarta, Selasa (21/3).

Namun menariknya, kata dia, pergerakan USD justru cenderung melemah setelah merespon pertemuan tersebut.

“Dengan begitu, masih adanya ruang untuk penguatan bagi rupiah karena didukung sentimen yang ada, terutama pergerakan USD yang terlihat masih cenderung melemah,” jelas Reza.

Dirinya memperkirakan, laju rupiah pada perdagangan hari ini akan bergerak di level support dengan kisaran Rp13.348. “Dan untuk level resisten akan berada di rentang Rp13.290,” ungkap dia.

(Busthomi)

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Andy Abdul Hamid