Jakarta, Aktual.com – Tiga pasang calon yang mengikuti Pilkada DKI sudah resmi mendaftar ke KPU. Selain pasangan incumbent, Ahok – Djarot, juga ada Anies Baswedan-Sandiaga Uno, dan Agus Yudhoyono – Sylviana Murni.

Ahok-Djarot diusung PDI-P, Golkar, Nasdem, dan Hanura. Agus-Sylvi didukung oleh Demokrat, PPP, PKB, dan PAN. Serta Anies-Uno disokong Gerinda dan PKS.

Menurut Direktur Social Security Development Institute, Chazali H. Situmorang, saat ini perilaku Ahok yang tidak santun dan dengan ditambah kebijakan main gusur membuat resistensi di masyarakat cukup tinggi.

“Saya melihat kondisi perlawanan dari masyarakat yang anti Ahok ini hanya terjadi di Pilkada saat ini. Sebelumnya tidak pernah terjadi. Apalagi ditambah dua pasang itu, membuat Ahok dapat pesaing berat. Istilahnya, Ahok mungkin tak tidur nyenyak,” jelas dia, di Jakarta, Minggu (25/9).

Tapi nampaknya, kata pengamat politik asal Unas itu, Ahok telah memperaktekan semangat “Yakusa” Yakin Usaha Sampa Sampai, atau terlalu percaya diri.

“Sebetulnya hal ini harus menjadi pertimbangan Ahok. Apalagi meski Ahok – Djarot mendapatkan dukungan dari Presiden Jokowi dan PDI-P, tapi di tingkat lapangan ada ketidakpuasan dari fungsionaris dan anggota partai itu,” paparnya.

Kondisi ketidapkpuasan partai pensukung Ahok-Djarot ini, kata dia, bisa dimanfaatkan oleh pasangan lain. Terutama bagi pasangan Anies-Uno. Pasangan ini dianggap pasangan yang ramah, tidak sombong, dan relatif muda usia, intelektual, sangat kontras dengan perangai Ahok.

“Jadi hal ini akan diharapkan kubu Gerindra sebagai magnit untuk mendulang suara dari pendukung dan kader PDI-P, Golkar, Nasdem yang secara diam-diam tidak suka dengan perangai Ahok,” cetus Chazali.

Apalagi statetmen Anies di televisi setelah mencalonkan diri ke KPU, menyebut Jakarta bukan sekedar kota, tapi adalah tempat orang bermukim, menguatkan dugaan tersebut.

“Dengan begitu, isu SARA yang akan dijadikan batas demarkasi jika head to head, akan tereduksi dengan sendirinya. Yang akan dimunculkan adalah adu gagasan, adu janji dan bukti,” papar dia.

Namun, kata dia, dengan adanya masalah selama kepemimpinan Ahok ini tak menutup kemungkinan akan menjadi senjata kedua pasang untuk menyerang Ahok. Perilaku Ahok yang main gusur, ngomong kasar, dan kasus-kasus korupsi di Sumber Waras, dan reklamasi pantai Utara bisa menjadi titik lemah Ahok.

“Saya rasa hal itu tidak bisa dihindari. Kedua calon akan menyerang lawan Ahok dengan melakukan serangan yang agak sensitive terhadap isu tersebut,” papar dia.

(Busthomi)

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Eka