‘Pangsa Pasar Ekspor Indonesia Terampas Oleh Sejumlah Negara Kompetitor ‘

Jakarta, Aktual.com – Peneliti dari Institute for Development of Economics & Finance (INDEF), Ahmad Heri Firdaus mengatakan, bahwa ditahun 2017 harga sejumlah komoditas di Indonesia  mengalami kenaikan.

Namun demikian, peningkatan harga komoditas yang dialami belakangan tidaK dijadikan momentum untuk memunculkan terobosan baru guna menggenjot nilai ekspor Indonesia.

“Jadi mau 2011 ketika ekspor kita naik 32 persen, mau Maret naik ya strukturnya masih sama saja, tidak ada perubahan fundamental yang dilakukan Indonesia untuk menggenjot nilai ekspornya,” kata Heri dalam agenda Press Release yang di gelar di Jakarta, Rabu, (7/2).

Akibatnya menurut Heri, tidak adanya terobosan yang dilakukan untuk menggenjot nilai ekspor membuat Indonesia nyaris berada pada urutan terakhir dari sejumlah negara kompetitor lainnya.

“Dalam peringkat dunia Vietnam itu rangking 21, ya lumayan, di Asean peringkat 2 persen. Kalau Indonesia peringakat 30 di dunia ekspornya. Jadi kita peringkat ke 30 di dunia dan peringkat 5 di Asean,” katanya.

“Menurut saya, sebagai negara besar, melimpah sumber daya alam, sumber daya manusia, tapi itu semua tidak kita proses menjadi sesuatu produk yang kompetitif,” sambungnya.

Ironisnya, lanjut Heri, selain nilai ekspor yang begitu rendah, pangsa pasar ekspornya pun terampas oleh sejumlah negara kompetitor.

“Yang cukup miris juga, jadi pangsa ekspor kita diambil sama negara lain. Ini terlihat pada waktu tahun 2013 kita menyumbang 1 persen ekspor terhadap total Indonesia, tapi lama-lama pangsa itu semakin turun, tiga tahun setengah tahun turun menjadi 0,9. Sementara negara-negara tetangga justru sebaliknya, yang tadinya cuma punya 0,7 persen kaya Vietnam terus cuma waktu tiga tahun dia bisa naiknya dua kali lipat pangsanya. Jadi artinya apa, artinya produk kita diluar negeri secara head to head tidak kompetitip,” tegas Heri.

“Yang tadinya langganan kita disana diambil sama negara kompetitor, jadi semakin tidak kompetitif,” jelasnya.

Hal itu juga yang kemudian menurut Heri, yang menjadi indikasi semakin lemahnya daya saing Indonesia dengan negara-negara kompetitor di dunia.

Berikut cuplikannya:

Reporter: Warnoto