Wali Kota Bandung, Mochamad Ridwan Kamil S.T. M.U.D. (Aktual/ist)

Jakarta, Aktual.com – Kandidat calon gubernur Jawa Barat M Ridwan Kamil atau Emil untuk berlaga di Pilgub Jawa Barat 2018 mulai digembosi salah satunya yang melalui penyebaran spanduk dan baligo yang menampilkan Emil dengan Setya Novanto beberapa waktu lalu. Beredarnya spanduk dan baligo tersebut sangat merugikan Emil jelang kontestasi politik tersebut karena saat ini masyarakat menilai negatif sosok Ketua DPR RI tersebut.

“Di media sosial atau medsos viral, publik sudah kurang menghargai ke Setnov atau Setya Novanto,” kata Pakar politik dan pemerintahan dari Universitas Katolik Parahyangan Bandung, Asep Warlan Yusuf saat dihubungi melalui telepon, Minggu (26/11).

Sehingga, lanjut Asep, beredarnya spanduk dan baligo tersebut akan memberi citra negatif bagi Emil karena publik akan memersepsikan Wali Kota Bandung tersebut didukung kuat oleh Setya Novanto.

Ia menuturkan calon wakil gubernur pendamping Emil pun bisa terdampak negatif dari peredaran spanduk dan baligo ini seperti sebaik apapun nama Uu Ruzhanul Ulum yang diprediksi kuat akan berpasangan dengan Emil, elektabilitasnya bisa tergerus akibat alat peraga sosialisasi tersebut.

“Hal ini berlaku bagi calon wakil gubernurnya juga. Jadi menurut saya Emil dan partai koalisi harus peka. Terlepas siapa yang masangnya, ini kontraproduktif maka harus diperbaiki,” ujarnya.

Menurut Asep, Emil bisa saja memerintahkan timnya untuk melepas setiap spanduk dan baligo yang menampilkan foto dirinya dengan Setya Novanto dan jika tidak ada langkah positif dari Partai Golkar dalam menyikapi kasus Setya Novanto ini.

Oleh karena itu, Asep mengimbau kepada Emil dan calon wakil gubernurnya agar menjaga sikap dari hal-hal yang dapat merugikannya.

“Kalau seperti ini, seterusnya akan ada masalah, meskipun status tersangka Setnov belum berkekuatan hukum,” katanya.

Oleh karena itu, Asep pun berharap Partai Golkar berani mengambil sikap tegas terhadap kasus tersebut dan Partai Golkar harus berani menyatakan bahwa kasus yang menimpa Setya Novanto tidak serta merta melibatkan partai. (ant)

Artikel ini ditulis oleh:

Reporter: Antara
Editor: Eka