Sejumlah pemudik tiba di Terminal Kampung Rambutan, Jakarta Timur, Minggu (2/7/2017). Menjelang berakhirnya libur Lebaran, ribuan pemudik kembali ke Ibu Kota melalui Terminal Kampung Rambutan sebelum memulai rutinitasnya pada esok hari. AKTUAL/Munzir

Semarang, Aktual.com – Program mudik bareng jangan dipolitisasi apalagi memakai atribut-atribut berbau politik, kata pakar transportasi Universitas Katolik Soegijapranata Semarang Djoko Setijowarno.

“Jika ada kelompok yang bukan pendukung atau yang tidak menyukai, misalnya, bisa membahayakan selama perjalanan,” katanya di Semarang, Selasa (29/5), menanggapi adanya rencana mudik bareng “#2019 Ganti Presiden”.

Apalagi, kata dia, apabila rombongan mudik bareng tersebut membawa atribut-atribut politik yang berpotensi menimbulkan kerawanan, seperti “#2019 Ganti Presiden” maka bisa terjadi konflik di lapangan.

Menurut dia, pihak pengusul atau penyelenggara boleh-boleh saja membiayai perjalanan mudik bareng itu agar bisa gratis, tetapi semestinya bertanggung jawab dan mempertimbangkan faktor keamanan.

“Begini, sekarang ini situasi politik kan sedang kurang bagus, sebentar lagi pemilihan kepala daerah (pilkada) di berbagai daerah, termasuk Jawa Tengah. Mudik kan kebanyakan ke wilayah Jateng,” katanya.

Peneliti Laboratorium Transportasi Unika Soegijapratana Semarang itu, mengatakan sebentar lagi juga ada penyelenggaraan pesta demokrasi Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden (Pilpres) 2019.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Andy Abdul Hamid