Staf Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama, Sunny Tanuwidjaja memenuhi panggilan KPK, Jakarta, Senin (25/4). Sunny diperiksa sebagai saksi terkait kasus pembahasan raperda tentang rencana zonasi wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil provinsi DKI Jakarta tahun 2015-2035 dan raperda tentang rencana tata ruang kawasan strategis Pantai Utara Jakarta. ANTARA FOTO/Rosa Panggabean/pd/16.

Jakarta, Aktual.com – Sunny Tanuwidjaja, staf Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) bidang politik beberkan ‘skenario’ dirinya dengan mantan Ketua Komisi D DPRD DKI Jakarta, Mohamad Sanusi terkait pembahasan raperda reklamasi.

Dalam komunikasi keduanya, tersebut kata ‘Harco’ dan ‘Central Park’, yang ternyata tidak lain merupakan bahasa kode untuk menyebut pengembang reklamasi PT Agung Podomoro Land dan PT Agung Sedayu Grup.

Soal ‘nyanyian kode’ Sunny-Sanusi pun dikonfirmasi oleh Jaksa Penuntut Umum KPK saat Sunny hadir sebagai saksi untuk terdakwa Presdir Agung Podomoro Land (APL) Ariesman Widjadja di Pengadilan Tipikor, Senin (25/7).

“Sanusi mengatakan si Harco telepon, siapa si Harco itu? Central Park dan Harco merupakan perusahan Agung Podomoro dan Agung Sedayu,” tanya Jaksa KPK, sambil membacakan Berita Acara Pemeriksaan (BAP) nomor 17 milik Sunny.‬

Pria berkacamata itu pun tak bisa mengelak dan membenarkan. “Iya betul.”

Diketahui, isi pembicaraan itu antara lain sebagai berikut:

“Sudah gua bilang lah. Kemarin si Harco telepon kan,” ucap Sanusi.

Sunny seperti penasaran dengan pembicaraan Sanusi dengan ‘si Harco’. “Hah? Terus?,” tanya anak buah Ahok.

“Sampai gua datangin, ini gak beres. Ngerti gak lo? Si sepuluh tetap pimpinannya,” jawab Sanusi.

Sunny pun kembali bertanya ke mantan politikus Partai Gerindra itu. “Lo sudah lapor si Budi segala?” ujarnya.

Sanusi lantas memberikan penjelasan. “Gua sudah lapor (ke Budi). Gua juga lapor si Pupung (Syiful Zuhri, Manajer Perizinan Agung Sedayu). Pupung langsung telepon. Pada saat itu di paripurna, Pupung bilang ‘lo lapor gua, kasih informasi ke gua. Nanti langsung lapor bos’,” tutur Sanusi.

Sunny lantas bertanya dengan kata yang kurang jelas maknanya. “Dia gak mau keluar kali tuh yang Central Park?” singgung dia.

Tak ragu, pertanyaan Sunny langsung dijawab Sanusi. “Gua gak ngerti, maksudnya gua laporin ke dia. Kan cuma Central Park sama Harco,” jelas Sanusi.

Menjelang akhir pembicaraan, ada pernyataan menarik dilontarkan Sanusi. “Gua bilang begini caranya, ini satu begini, ini dua begini. Lo dari fraksi, nanti paripurna begini, Balegda begini. Sesudah itu, gua ajarin satu-satu sampai ketemu cost ini, ke sini cost ini, totalnya segini. Gitu kan?” papar Sanusi.

Seolah mengerti, Sunny pun mengiyakan kalimat-kalimat yang disampaikan Sanusi. “Iya,” ujar Sunny.

Di akhir pembicaraan, bekas peneliti CSIS ini mengagendakan pertemuan dengan Sanusi. “Iya ya gagal (rapat paripurna raperda reklamasi). Senin siang ya, (kita) ketemu ya. Gua cari lo Senin ya,” kata Sunny. (M Zhacky K)

 

Artikel ini ditulis oleh: