Kupang, Aktual.co — Pemerintah Provinsi NTT akan menjalin kerja sama dengan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah (Jateng) di bidang kelautan dan perikanan yang mencakup perikanan tangkap, budidaya rumput laut dan pembuatan garam rakyat.

Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi NTT Abraham Maulaka yang dikonfirmasi, Sabtu (13/12) menjelaskan, terkait dengan kerja sama tersebut, pihaknya telah melakukan pertemuan dengan utusan Pemprov Jateng di Kupang, belum lama ini.

Mantan Kepala Biro Administrasi Pembangunan Setda NTT ini menambahkan, pertemuan tersebut merupakan pertemuan awal yang membicarakan berbagai hal guna menindaklanjuti kerja sama yang sudah digagas kedua belah pihak.

Menurutnya, melalui kerja sama di bidang perikanan tangkap, Pemprov Jateng diharapkan bisa mendatangkan para investor untuk membangun pabrik pengolahan ikan di NTT.

“Pemprov Jateng menilai NTT yang merupakan provinsi kepulauan, memiliki potensi perikanan yang sangat besar. Hal yang sama, juga untuk pabrik rumput laut. NTT dinilai memiliki wilayah laut yang potensial untuk budidaya rumput laut, dan sangat mendukung untuk dibangun pabrik pengolahan langsung di daerah ini,” katanya.

Ketersediaan bahan baku yang banyak menjadi prasyarat untuk continuitas pabrik pengolahan tersebut. Dia menyebutkan, pada tahun 2013, produksi rumput laut di NTT sebanyak 1,3 juta ton basah atau setara dengan 600 ribu ton kering. Bila dikonversi ke rupiah, maka produksi rumput laut tersebut senilai Rp 1,8 triliun.

Potensi rumput laut yang demikian besar ini, katanya, sangat memungkinkan dibangun pabrik pengolahan rumput laut langsung di NTT. Hal ini akan berdampak pada peningkatan pendapatan dan penyerapan tenaga kerja.

“Untuk pembuatan garam, Pemprov Jateng diharapkan membantu teknologi pembuatan garam rakyat, dan bisa membuka akses pasar bagi garam rakyat yang dihasilkan petani garam di NTT.” tuturnya.

Dia mengatakan, potensi garam rakyat di NTT ada di semua kabupaten. Namun yang menjadi kendala selama ini adalah pemasaran karena produksi garam rakyat di NTT masih sebatas konsumsi lokal.

Artikel ini ditulis oleh: