Jakarta, Aktual.com – Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan, mengatakan serangan terhadap dirinya malah menjadikan penyemangat untuk pemberantasan korupsi.

“Saya ingin hal ini sebagai penyemangat buat diri saya. Saya juga ingin mengharapkan hal ini juga berkaitan dengan rekan-rekan semuanya baik pegawai KPK, baik para aktivis penegak hukum dalam rangka bertugas memberantas korupsi,” kata Novel di gedung KPK Jakarta, Kamis (22/2).

Novel tiba di gedung KPK sekitar pukul 13.05 WIB. Ia didampingi oleh Wakil Ketua KPK Laode M Syarif. Ratusan pegawai KPK bersama dengan para aktivis antikorupsi kompak berpakaian putih menyambut kedatangan Novel.

“Tentunya suatu kebanggaan bagi saya ketika saya bisa kembali dan kemudian bertemu dengan semua rekan-rekan sekalian, pimpinan KPK, media dan semua orang-orang yang mendukung dalam rangka pemberantasan korupsi,” tambah Novel.

Novel disiram air keras oleh dua orang pengendara motor pada 11 April 2017 seusai sholat subuh di Masjid Al-Ihsan dekat rumahnya. Ia kemudian dibawa ke Singapura untuk menjalani pengobatan di kedua matanya.

“Bagi saya yang terjadi pada diri saya, penyerangan terhadap diri saya, saya tidak ingin menjadikan hal ini menjadi kelemahan, tetapi tentu saya ingin menularkan semangat yang sama, sehingga kita bisa semakin berani, semakin sungguh-sungguh, dalam rangka melakukan tugas-tugas pemberantasan korupsi,” tambah Novel.

Penyebabnya, menurut Novel, bila kejadian terhadap dirinya itu malah membuat kerja pemberantasan korupsi menurun, malah mendatangkan kemenangan bagi pelaku penyerangan.

“Kedua, tentunya saya dalam beberapa kesempatan menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar besarnya kepada semua masyarakat Indonesia dan juga Bapak Presiden, Bapak Wakil Presiden yang telah memberikan perhatian, dukungan terkait dengan pembiayaan selama pengobatan saya di Singapura,” kata Novel.

Ia juga berterima kasih kepada pimpinan dan pegawai KPK, para aktivis antikorupsi serta media massa yang sudah mendukungnya selama masa pengobatan.

“Saya ingin ke depan semakin kuat dan saya berharap dalam waktu yang tidak lama proses pengobatan saya bisa tuntas, sehingga bisa segera melakukan tugas sebagaimana mestinya,” jelas Novel.

Selama Novel menjalani perawatan, polisi belum berhasil menangkap pelaku penyiraman. Beberapa orang sempat diamankan karena diduga sebagai pelaku, tapi mereka kemudian dilepaskan karena tidak ada bukti.

Polda Metro Jaya sudah merilis dua sketsa wajah yang diduga kuat sebagai pelaku, namun belum ada hasil dari penyebaran sketsa wajah tersebut.

 

Ant.

Artikel ini ditulis oleh: