Petugas menghitung uang kertas mata uang rupiah di tempat penukaran uang (Money Changer) PT Ayu Masagung, kawasan Kwitang, Jakarta, Rabu (25/4). Kebijakan Bank Indonesia (BI) dalam menyikapi pelemahan nilai tukar rupiah ke depan sangat berpengaruh terhadap arah rupiah dalam jangka panjang. Jika salah langkah, maka rupiah berpotensi menyentuh level Rp 15.000 per dollar AS. AKTUAL/Tino Oktaviano

Jakarta, Aktual.com – Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Jumat pagi bergerak menguat 33 poin menjadi Rp14.357 dibanding posisi sebelumnya Rp14.390 per dolar AS.

Analis senior CSA Research Institute Reza Priyambada mengatakan, meski terjadi penguatan rupiah namun tidak sepenuhnya didukung oleh sentimen yang ada di mana pergerakan Dolar AS terapresiasi dengan memanfaatkan sentimen rilis data ekonominya dan melemahnya yen.

“Masih rentannya rupiah dapat menghalangi potensi kenaikan lanjutan sehingga perlu dicermati berbagai sentimen, terutama pergerakan sejumlah mata uang global terhadap dolar AS,” ujar Reza, Jumat (13/7).

Reza menuturkan, meski timbul kekhawatiran terhadap dampak dari terjadinya perang dagang AS-Tiongkok namun, laju dolar AS cenderung mampu menguat seiring dengan penilaian mata uang tersebut mendapat keuntungan dari adanya perang dagang.

Di sisi lain, lanjut Reza, turunnya mata uang yen memberikan kesempatan pada Dolar untuk kembali menguat.

Tidak hanya itu, meningkatnya inflasi AS direspon positif sehingga berimbas pada meningkatnya laju dolar.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Andy Abdul Hamid