ilustrasi

Jakarta, Aktual.Com-Pakar Kebijakan Publik Universitas Indonesia (UI), Harryadi Mahardika mengingatkan bahwa publik tidak kemudian terbuai dengan tarif yang disuguhkan transportasi online.

Sebab, sangat mungkin tarif yang saat ini dinilai murah oleh pengguna akan mengalami kenaikan, artinya tarif murah tidak akan bertahan lama hanya start up.

“Karena dalam dunia bisnis (awal permulaan) dalam mencari konsumen (akan mengalami kerugian) hingga mencari revenue (keuntungan),”kata Harryadi dalam acara diskusi bertajuk ‘Kisruh Transportasi Online’, di Kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (25/3).

“Selain adanya desakan kenaikan harga dari drivernya, serta masyarakat sudah menjadi ketergantungan hingga tidak ada pilihan pada transportasi umum saat itulah akan ada kenaikan tarif dan menjadikan masyarakat menjadi pasrah nantinya,” papar dia.

Masih dikatakan dia, di Amerika Serikat saja sudah banyak protes-protes dari internal untuk menaikan harga suapaya driver juga cukup punya pendapatan yang cukup.

Sedangkan, sambung Harryadi, di Indonesia sendiri mungkin masih agak lama (adanya kenaikan tarifnya), sebab Indonesia sebagai market yang besar bagi ojek online maupun taksi online masih terbatas dan hanya ada di kota-kota besar dan menengah belum merambah kota kecil.

“Sehingga, bila dilihat dari penetrasi industri aplikasi online ini mereka baru memulai menggarap market-market di kota-kota sedang dan kecil sehingga menurut saya sampai dititik coferagenya sudah mencukupi misalnya 30 persen dari total market Indonesia barulah mereka akan melihat evaluasi,”ujar dia.

“Maka mereka (pelaku industri online) bisakan exitnya ada beberapa cara misalnya di jual dan sebagainya, ketika itu sudah terjadi pemegang barunya akan melihat bahwa jalurnya untuk mendapatkan keuntungan besar,”tandasnya.

Pewarta : Novrizal Sikumbang

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Bawaan Situs