Jakarta, Aktual.co — Banyak sekali publik figur muda yang eksis dalam dunia pertelevisian dan menjadi idola remaja tanah air sekarang. Entah itu wanita atau pun pria mempunyai keelokan wajah maupun suara. Lalu bagaimanakah hukum Islam memandang publik figur yang begitu disukai oleh penggemarnya.

Hukum mengidolakan seseorang tergantung dari sebab, mengapa dia mengidolakan orang tersebut? Apabila sebabnya ‘haram’ maka hukumnya haram, apabila alasannya ‘halal’ maka hukumnya halal, demikian pula apabila sebabnya kufur maka ia disebut kafir.

Mengidolakan seorang kafir karena permainan sepakbola yang menawan maka hukumnya ‘halal’, namun mengidolakan seorang muslim karena kemaksiatan yang dilakukan maka hukumnya ‘haram’.

Mencintai seorang kafir karena setuju dengan kekafirannya maka ia disebut kafir. Dalam keadaan terpaksa seseorang yang mengucapkan kata-kata kekafiran maka hatinya tetap beriman tidak dihukumi kafir. Allah Berfirman:

“Barangsiapa yang kafir kepada Allah sesudah Dia beriman (dia mendapat kemurkaan Allah), kecuali orang yang dipaksa kafir Padahal hatinya tetap tenang dalam beriman (dia tidak berdosa), akan tetapi orang yang melapangkan dadanya untuk kekafiran, Maka kemurkaan Allah SWT menimpanya dan baginya azab yang besar. ( An Nahl : 106)

Sebagian orang melihat hukum mengidolakan seseorang hanya ditinjau dari agama sang idola, apabila ia kafir maka hukumnya kafir. Yang dijadikan landasan adalah prinsip al walaa dan al barraaa. Disamping itu mereka berargumentasi dengan firman Allah SWT:

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil musuh-Ku dan musuhmu menjadi teman-teman setia yang kamu sampaikan kepada mereka (berita-berita Muhammad), karena rasa kasih sayang; padahal sesungguhnya mereka telah ingkar kepada kebenaran yang datang kepadamu, mereka mengusir Rasul dan (mengusir) kamu karena kamu beriman kepada Allah, Tuhanmu.”

“Jika kamu benar-benar keluar untuk berjihad di jalan-Ku dan mencari keridhaan-Ku (janganlah kamu berbuat demikian). Kamu memberitahukan secara rahasia (berita-berita Muhammad) kepada mereka, karena rasa kasih sayang. Aku lebih mengetahui apa yang kamu sembunyikan dan apa yang kamu nyatakan. Dan barangsiapa di antara kamu yang melakukannya, maka sesungguhnya dia telah tersesat dari jalan yang lurus.” (QS al-Mumtahanah[60]:1).

Mengidolakan seseorang timbul karena pihak yang mengidolakan mempunyai kecenderungan yang sama dengan pihak yang diidolakan, Ia mendapatkan apa yang diinginkan dalam diri sang idola. Pecinta sepakbola mengidolakan Ronaldinho bukan karena ketampanannya, akan tetapi karena keindahan permainan sepakbolanya.

Masalah mengidolakan adalah masalah pembentukan nilai-nilai yang ada dalam diri manusia. Pembentukan nilai-nlai adalah tugas dari pendidikan. Agar nilai yang terbentuk adalah nilai-nilai Islami maka yang dibutuhkan yaitu, pendidikan Islam.

Membentengi anak kita dengan nilai-nilai Islami, menjamin bahwa anak kita tidak akan mengidolakan “pelantun lagu-lagu haram”. Anak kita pun tercegah dari dampak negatifnya. Hal ini membutuhkan keberanian dan ketegasan para orang tua.Wallahu ‘alam. (Dikutip dari berbagai sumber)

Artikel ini ditulis oleh: