Sejumlah anggota Banser (Barisan Ansor Serbaguna Nahdlatul Ulama) membuat barikade di panggung saat pembahasan Tata Tertib Muktamar NU ke 33 di Alun-alun Jombang, Jawa Timur, Minggu (2/8) malam. Pembahasan Tatib tersebut diskors hingga Senin (3/8), karena kondisi yang tidak memungkinkan untuk melanjutkan pembahasan. ANTARA FOTO/Zabur Karuru/pras/15

Jakarta, Aktual.com – Muktamar ke-33 Nahdlatul Ulama (NU) di Jombang, Jawa Timur, berjalan panas dan sarat penuh kejanggalan.

Hal itu ditandai dari awal proses registrasi, peserta muktamar double, isu penculikan peserta hingga pembahasan tata tertib pemilihan rois aam yang menggunakan metode Ahlul halli wal aqdi (Ahwa) atau tidak.

Rapat pleno pertama bahkan sampai beberapa kali mengalami penundaan. Diprediksi, muktamar kali ini akan berjalan molor.

“Kami siap saja menyiapkan kondisi kalau mundur. (Mundur) Kemungkinan ada, saya tidak tahu sampai kapan, kalau mundur satu hari, dua hari, haduhhh,” kata Ketua Panitia Muktamar wilayah Jatim, Syaifullah Yusuf atau Gus Ipul, Minggu (2/8).

Persoalan yang terjadi di muktamar kali ini bertambah pelik. Isu intervensi pemerintah juga merebak di arena muktamar seiring pro dan kontranya pemilihan rois aam dengan metode ahwa.

Artikel ini ditulis oleh: