Jakarta, Aktual.com – Ketua Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Provinsi Sumatera Selatan, Muddai Madang mengisyaratkan untuk ikut berkompetisi dalam pemilihan sebagai Ketua Komite Olimpiade Indonesia (KOI) pada kongres akhir Oktober nanti.

“Saya maju karena banyak desakan dari pemerhati dan pengurus organisasi olahraga. Rencana besok (Senin, 5/10) saya akan serahkan berkas pendaftaran ke KOI,” katanya di Jakarta, Minggu (4/10).

Sebagai calon Ketua KOI, Muddai memiliki visi ingin melancarkan gelaran Asian Games XVIII di Jakarta dan Palembang pada tahun 2018.

“Yang diperlukan saat ini adalah menjaga Asian Games agar kita tetap menjadi tuan rumah,” kata Ketua Panitia Pelaksana SEA Games XXVI 2011 tersebut.

Selain itu, dia juga ingin nantinya mampu menyatukan sistem kepengurusan antara KOI dan Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) pada kesempatan kongres berikutnya.

“Saya ingin Kongres KOI dan KONI menjadi satu dan dilakukan pada saat yang bersamaan pada tahun 2019. Kongres tersebut memilih satu ketua dengan dua sekretaris jenderal, yaitu Sekjen KOI dan Sekjen KONI,” kata Muddai.

KOI mulai membuka pendaftaran calon ketua baru periode 2015 s.d. 2019 setelah tim penjaringan telah terbentuk.

Adapun beberapa syarat yang harus dipenuhi, antara lain mendapatkan rekomendasi tertulis dan atau diusulkan sejumlah anggota paling sedikit memiliki 10 hak suara (setara dengan lima PB).

Syarat lainnya adalah memiliki pengalaman kepengurusan organisasi dengan minimal berkecimpung selama 5 tahun di organisasi nasional dan internasional.

Tim penjaringan bentukan KOI tersebut diisi oleh Achmad Budiarto, Hifni Hasan, Badai M Negara, Ricky Tarore dan Syahrir Nawier.

Dengan terbentuknya tim penjaringan tersebut, saat ini terdapat dua tim penjaringan, karena sebelumnya beberapa anggota KOI yang tidak sejalan dengan Ketua KOI Rita Subowo, membentuk tim penjaringan yang diketuai oleh Timbul Thomas Lubis.

Mengenai hal tersebut, Muddai Madang berharap tim penjaringan untuk pemilihan Ketua KOI sebaiknya tidak bercabang. “Saya berharap tim penjaringan itu satu. Kalau dua, nanti akan ada tandingan dan gaduh,” kata dia.

Muddai berpendapat bahwa peleburan dua tim penjaringan yang saat ini telah terbentuk dapat dilakukan dengan dialog dan saling komunikasi antarpihak.

Artikel ini ditulis oleh: