Nilai tukar rupiah menguat. (ilustrasi/aktual.com)

Jakarta, Aktual.com – Pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS (USD) pada perdagangan hari ini memang dibuka terapresiasi. Namun sejak pembukaan relatif bergerak stagnan. Sehingga berpotensi kembali ke zona merah.

Mengutip Bloomberg, rupiah dibuka di posisi Ro13.357. Memang angka ini mengalami apresiasi 5 poin dari penutupan akhir pekan kemarin yang berada di level Rp13.362.

Kendati menguat rupiah terlihat bergerak stagnan sejak dibuka. Dalam 30 menit pertama, rupiah masih berada di posisi Rp13.357. Bahkan di 45 menit pertama masih satgnan cuma bergerak tipis ke level Rp13.356.

Berdasarkan data yang diterbitkan BI pagi ini, kurs rupiah berada di angka Rp13.329 per dolar AS, terdepresiasi tipis 0,2% atau 3 poin dari posisi 13.326 kemarin. Pada saat yang sama, nilai tukar rupiah terpantau menguat 0,03% atau 4 poin ke Rp13.327 per dolar AS di pasar spot, setelah dibuka dengan penguatan hanya 0,01% atau 1 poin di Rp13.330.‎ AKTUAL/Munzir
Berdasarkan data yang diterbitkan BI pagi ini, kurs rupiah berada di angka Rp13.329 per dolar AS, terdepresiasi tipis 0,2% atau 3 poin dari posisi 13.326 kemarin. Pada saat yang sama, nilai tukar rupiah terpantau menguat 0,03% atau 4 poin ke Rp13.327 per dolar AS di pasar spot, setelah dibuka dengan penguatan hanya 0,01% atau 1 poin di Rp13.330.‎ AKTUAL/Munzir

Menurut analis pasar uang dari Binaartha Sekuritas, Reza Priyambada, kendati terapresiasi di sesi pembukaan, namun dengan posisinya yang masih stagnan itu karena belum banyak terserapnya sejumlah sentimen positif.

“Hal itu membuat pergerakan laju rupiah masih rentan kembali berada di zona merah,” jelas dia di Jakarta, Senin (21/8).

Mestinya, dia berharap, pada pekan ini ada sentimen makro ekonomi terutama dari dalam negeri yang dapat direspon positif oleh pelaku pasar. Sehingga laju rupiah dapat tertahan dari pelemahannya.

“Apalagi pada akhir pekan kemarin, laju rupiah masih cenderung mengalami pelemahan meskipun laju USD juga melemah. Ini yang masih disayangkan,” jelas dia.

Memang saat ini, kata dia, tren USD masih melemah. Sehingga mestinya rupiah bisa mengambil keuntungan. Terdepresiasinya USD tersebut sejalan dengan ketidakpastian yang ditunjukan dari sikap pelaku pasar terhadap perkembangan pemerintahan Donald Trump.

Pelaku pasar masih ragu setelah ada peristiwa keluarnya sejumlah CEO sebagai penasihat ekonomi dan keuangan pemerintahan. “Dengan begitu, para pelaku pasar oun kembali masuk ke mata uang safe haven untuk mengamankan posisi. Sehingga laju rupiah sempat terkoreksi,” kata dia.

Untuk itu, dia menyarankan, pelaku pasar tetap mewaspadai berbagai sentimen yang dapat membuat laju Rupiah kembali melanjutkan pelemahannya.

“Diperkirakan laju support rupiah akan bergerak dengan kisaran 13.380. Sedang level resisten rupiah akan berada di rentang 13.350,” ujar dia.

(Reporter: Bustomi)

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Eka