Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo mengatakan, saat ini Indonesia membutuhkan alat utama sistem persenjataan terbaik di dunia untuk mendukung kemampuan TNI menjaga dan melindungi kedaulatan negara. (ilustrasi/aktual.com)

Jakarta, Aktual.com – Melihat berulang-ulang video peragaan alutsita TNI yang ditampilkan pada HUT TNI 72 kemarin. Secara keseluruhan, peragaan itu cukup menarik. Karena menampilkan kekuatan alutsita TNI. Terlihat di sana Sukhoi, F 16, Tank baja, roket, heli, dan kapal perang. Ditambah lagi satuan-satuan pasukan yang tampak cukup terlatih.

Saya senang dengan semua peragaan itu. Kalau bisa, saya ingin semua kekuatan militer ditampilkan semua, dan dipotret dunia. Karena, menunjukkan kepada dunia tentang alutsita yang dimiliki sebuah negara, adalah sesuatu yang sangat penting. Sebab ini berkaitan dengan kedaulatan kita sebagai sebuah bangsa. Dimana sebuah bangsa tidak akan dianggap memiliki power oleh negara lain, bila militer dan alutsita nya tidak kuat.

Turki dengan Presiden Erdogan tempo hari, begitu mantap menembak jatuh pesawat tempur Rusia, karena Erdogan ingin menunjukkan kepada dunia bahwa militer Turki telah kuat. Tidak boleh ada negara manapun yang macam-macam dengan kedaulatan Turki.

Kim Jong Un di Korea Utara, pada ulang tahun militer Korea Utara, dia meminta agar semua kekuatan militernya ditunjukkan kepada dunia. Maka terlihatlah begitu kuatnya militer Korea Utara. Bom antar benua dia keluarkan semua, diarak, dan dibiarkan dunia melihatnya. Kemudian satuan-satuan militer mereka yang begitu banyak, ditampilkan semua. Kabarnya, Korea Utara memiliki personel militer sebesar 11 juta jiwa. Kekuatan militer itulah yang kemudian membuat Amerika was-was dengan Korea Utara.

Lalu Israel, bangsa sombong yang tidak butuh pengakuan negara lain ini juga punya alasan atas kesombongannya. Mereka kuat secara militer. Alutsita mereka begitu modern dan jumlahnya banyak. Padahal wilayahnya kecil, tidak sebesar Indonesia. Tapi mereka begitu sering menantang dunia, dengan penyerangan-penyerangan nya terhadap Palestina.

Memperkuat alutsita militer dan memperbanyak personel militer, sangat penting dilakukan oleh sebuah negara. Karena selain memperkuat kedaulatan kita, juga mempengaruhi posisi negara kita dalam setiap lobi-lobi internasional.

Seperti yang pernah di lakukan Soekarno ke Belanda, pada tahun 1957. Ketika itu Indonesia sudah memproklamirkan kemerdekaan, namun masih ada satu wilayah nusantara yang belum dilepaskan Belanda, yakni Papua. Berbagai macam lobi internasional telah dilakukan Indonesia ketika itu, tapi Belanda tetap tidak mau menandatangani pelepasan pendudukan Papua. Soekarno begitu marah pada Belanda, bersabar bertahun-tahun dengan lobi-lobi internasional, tapi Belanda tetap bersikukuh menduduki Papua.

Lalu Soekarno mengutus menteri pertahanan ketika itu, Jenderal Nasution. Untuk berkomunikasi dengan Rusia dan membeli alutsita dari Rusia. Maka dibelilah banyak alutsita dari Rusia. Ada tank, rudal, kapal, dan jet tempur. Bahkan pesawat pembom terbaik yang dimiliki Rusia ketika itu, dibeli pula oleh Indonesia. Padahal pesawat itu adalah pesawat andalan Rusia. Tidak dimiliki Amerika, apalagi Belanda.

Kemudian banyak penerbang-penerbang kita dan personel militer kita yang dikirim ke Rusia, untuk mempelajari cara pengoperasionalan alutsita itu. Setelah semuanya memahami. Kemudian dikirimlah alutsita tersebut, dan beberapa unitnya di pajang di wilayah-wilayah terdekat dengan Papua. Sengaja di pajang oleh Bung Karno, agar alutsita itu terekam oleh alat pengintai Amerika, dan bisa diketahui oleh Belanda.

Semua itu dilakukan Soekarno demi memenangkan perundingan internasional dengan Belanda. Dan sebagai bentuk keseriusan Soekarno untuk menggempur pasukan Belanda di Papua, jika mereka tidak segera angkat kaki dari Papua.

Ternyata, upaya Soekarno ini berhasil. Belanda cemas dengan alutsita yang baru dibeli oleh Indonesia. Mereka takut Soekarno benar-benar nekat melakukan perang. Dan akhirnya Belanda menandatangani perjanjian untuk angkat kaki dari Papua. Kemudian Papua pun menjadi wilayah NKRI.

Sejarah itu kemudian membuat dunia internasional semakin mengakui kedaulatan Indonesia. Dan mengakui kehebatan Soekarno dalam memimpin negeri yang besar ini. Kemampuan Soekarno dalam melakukan teknik diplomasi dengan memperkuat militer, telah memperkuat posisi Indonesia di mata internasional ketika itu.

Oleh : Setiyono (Aktivis Pergerakan)

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Arbie Marwan