Semenjak terjadinya erupsi gunung Agung, jumlah penumpang tujuan Bali terjadi penurunan sekitar 15 persen. (ilustrasi/aktual.com)

Surabaya, Aktual.com – Ketua Umum Gabungan Pengusaha Nasional Angkutan Sungai, Danau dan Penyeberangan (Gapasdap), Khoiri Soetomo, menjelaskan jika semenjak terjadinya erupsi gunung Agung, jumlah penumpang tujuan Bali terjadi penurunan sekitar 15 persen.

Kendatipun, lanjut Khoiri, sudah terjadi penurunan penumpang tujuan Bali dengan tranposrtasi udara, namun bukan berarti beralih pada tranportasi penyeberangan laut.

“Kalau penumpang memang terjadi penurunan. Kalau angkutan logistik tidak ada penurunan. Karena mau nggak mau, memang harus dikirim.” ujar Choiri di Surabaya, Jumat (13/10).

Dalam jumpa persnya Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bahwa kondisi terkini Gunung Agung sudah masuk fase kritis, dimana fase potensi letusan sangat tinggi dan dapat terjadi dengan waktu tidak bisa diprediksi. AKTUAL/Munzir
Dalam jumpa persnya Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bahwa kondisi terkini Gunung Agung sudah masuk fase kritis, dimana fase potensi letusan sangat tinggi dan dapat terjadi dengan waktu tidak bisa diprediksi. AKTUAL/Munzir

Meski demikian, lanjut Khoiri, pihaknya selalu berkoordinasi dengan BMKB, BPBD dan Syahbandar untuk memantau perkembangan erupsi gunung Agung, yang sewaktu-waktu bisa berdampak pada jarak pandang di laut.

“Nah, kalau kondisi sudah benar-benar tidak aman, baru ada antisipasi lanjutan.”

Jika nantinya Gunung Kelud berubah status menjadi Awas, bukan berarti penyebrangan laut akan ditutup. Penyeberangan, lanutnya, tetap beroprasi, namun frekuensinya justru ditambah.

“Kalau berubah awas, armada kita malah kita kerahkan semua. Sebab, kalau status awas, bandara kan tutup. Jadi, sudah barang tentu akan beralih ke penyeberangan laut” tutupnya.

(Reporter: Ahmad H. Budiawan)

Artikel ini ditulis oleh:

Reporter: Ahmad H. Budiawan
Editor: Eka