Karyawan memperlihatkan uang pecahan dolar Amerika Serikat di gerai penukaran mata uang asing di Jakarta, Selasa (4/9/2018). Nilai tukar Rupiah terhadap Dollar AS melemah menjadi Rp14.940 per dolar AS pada perdagangan hari ini. Indonesia punya sejarah pahit mengenai krisis moneter, yaitu yang terjadi 20 tahun silam, tepatnya pada 1998. AKTUAL/Tino Oktaviano

Jakarta, Aktual.com – Pergerakan nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Jumat sore, bergerak menguat sebesar 33 poin menjadi Rp15.196 dibandingkan posisi sebelumnya Rp15.229 per dolar AS.

Kepala riset Monex Investindo Futures, Ariston Tjendra di Jakarta, Jumat mengatakan bahwa turunnya imbal hasil obligasi Amerika Serikat menekan mata uang dolar AS terhadap sejumlah mata uang dunia, termasuk rupiah.

“Dolar AS diperdagangkan di level rendah di pasar global karena imbal hasil obligasi AS menurun,” katanya.

Ia menambahkan data harga konsumen Amerika Serikat yang dirilis lebih rendah dari perkiraan juga telah memicu pelemahan dolar AS. Situasi itu memicu pelaku pasar mengurangi keyakinannya bahwa the Fed akan agresif dalam rencana kenaikan suku bunga.

Selain itu, lanjut dia, penguatan rupiah juga dipengaruhi oleh faktor teknikal. Sebagian pelaku pasar mengambil momentum untuk kembali melakukan akumulasi aset denominasi rupiah mengingat dalam beberapa hari terakhir pasar keuangan di dalam negeri cenderung negatif.

“Sentimen domestik relatif kondusif, namun saat ini pasar cenderung mencermati situasi eksternal,” katanya.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Andy Abdul Hamid