Presiden Joko Widodo (kiri) berbincang dengan Menteri BUMN Rini Soemarno (kanan) sebelum memimpin Rapat Terbatas Evaluasi Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional dan Program Prioritas Provinsi Sulawesi Tenggara di Kantor Presiden, Jakarta, Senin (10/4). Presiden meminta pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara membangun infrastruktur pendukung sektor pertanian seperti Bendungan Ladongi, Bendungan Pelosika serta pembangunan infrastruktur irigasi lain. ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari/Spt/17

Jakarta, Aktual.com – Menteri BUMN Rini Soemarno menyatakan kemarahannya atas kritik yang dilontarkan oleh Ketua Umum Kadin, Rosan P Roeslani pada beberapa waktu lalu. Rosan sendiri mengkritik pemerintah yang mendiamkan dominasi BUMN dalam proyek infrastruktur.

Rosan menyebut BUMN telah merampas jatah pengusaha swasta dan UMKM. Kepada awak media, Rini pun mengaku tersinggung dengan kritik tersebut.

“Saya sangat tersinggung mengenai UMKM itu. Yang mana UMKM-nya? Tanya ketua Kadin, UMKM yang mana?,” katanya dalam acara ngobrol santai di Plaza Mandiri, Jakarta, Kamis (5/10) malam.

Menurut Rini, kritik Rosan sangat tidak berdasar karena pemerintah justru telah mendorong pengembangan UMKM di tanah air. Ia pun menyebut beberapa program seperti bantuan pinjaman yang ditujukan kepada masyarakat, mulai dari kredit Rp 2-5 juta hingga Rp 5-20 juta.

“Jadi saya tersinggung, sangat tersinggung. Karena kami merasa BUMN-BUMN kami bukan hanya konsentrasi pada usaha mereka, tapi direksi-direksi BUMN menyadari bahwa masih banyak masyarakat yang berpendapatan sangat rendah (yang harus dibantu),” terangnya.

Sebelumnya, Ketum Kadin Rosan Roeslani menyatakan jika pemerintah harus mendorong BUMN untuk lebih membuka pintu bagi keterlibatan swasta. Hal ini dilontarkannya pada penutupan Rakornas Kadin di Jakarta, Selasa (3/10) lalu.

Kritik ini dilontarkan Rosan di depan ribuan orang yang menghadiri Rakornas tersebut, termasuk Presiden Joko Widodo.

“Bukan sinergi BUMN, BUMN dengan BUMN, tapi BUMN dan swasta,” ujar Rosan.

(Reporter: Teuku Wildan)

Artikel ini ditulis oleh:

Reporter: Teuku Wildan
Editor: Eka