Bondowoso, Aktual.com – Menteri Riset, Teknologi dan Perguruan Tinggi RI Mohamad Nasir, mengingatkan seluruh rektor perguruan tinggi negeri maupun swasta di Indonesia, agar tetap menjaga integritas perguruan tinggi.

“Kami sudah mengimbau dan mengingatkan kepada seluruh rektor di Indonesia bukan hanya sekarang namun sejak dulu. Dunia akademik itu dunia yang mempertahankan dan mendorong masalah integritas,” katanya usai meresmikan Kampus Universitas Jember II di Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur, Rabu (27/9).

Ia mengemukakan, untuk menjaga integritas perguruan tinggi diharapkan hentikan plagiarisme atau plagiat dalam penulisan karya ilmiah. Karena jika perguruan tinggi tidak mempunyai integritas, apa yang harus dilakukan perguruan tinggi di Indonesia dalam menghadapi persaingan.

Perguruan tinggi, katanya, merupakan benteng intelektualitas dan moralitas akademis dan oleh karena itu menjaga integritas menjadi sangat penting untuk kelangsungan perguruan tinggi di Indonesia menghadapi persaingan dunia.

Jika terjadi plagiarisme di perguruan tinggi, lanjut Nasir, pihaknya akan menindak tegas bagi rektor yang melakukan pembiaran di perguruan tinggi yang dipimpinya. Sebab dengan membiarkan sama saja merendahkan marwah suatu perguruan tinggi.

“Kami sudah membangun sistem untuk mengetahui tingkat plagiasi suatu karya ilmiah, dan seluruh perguruan tinggi harus melaksanakan itu. Bagi yang melanggar, maka sanksinya akan diberhentikan dari jabatan rektor,” ucapnya.

Ia menegaskan, karena sistem sudah dibangun tidak ada universitas yang melanggar. Dan jika melanggar harus diberhentikan dan Menristekdikti mengaku sudah ada beberapa rektor yang sudah berhentikan karena hal tersebut (plagiarisme) masalah integritas.

Untuk diketahui, pernyataan Menristek itu berkaitan dengan Rektor Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Profesor Djaali, yang dicopot dari jabatannya karena melakukan pembiaran terhadap plagiasi.

Polemik kasus yang menjerat Djaali bermula dari temuan tim Evaluasi Kinerja Akademik (EKA) Kemenristekdikti soal plagiarisme atas disertasi mantan Gubernur Sulawesi Tenggara Nur Alam. Meski sudah berstatus tersangka korupsi, Nur Alam dapat meraih gelar doktor di bidang ekonomi.

Selain itu, muncul infografis di media sosial yang menyebutkan tim EKA menemukan lima disertasi terindikasi plagiat para pejabat Provinsi Sulawesi Tenggara. Salah satunya adalah Nur Alam.

Dalam infografis juga disebut disertasi mereka dibuat pada satu komputer dengan rentang waktu selesai 1-2 bulan sebelum ujian terbuka.

Melihat adanya indikasi praktik KKN yang dilakukan Djaali, Aliansi Dosen UNJ melaporkannya ke Ombudsman RI. Ketua Aliansi Dosen UNJ Robertus Robet mengatakan timnya melakukan investigasi dan menemukan sejumlah fakta.

“Kita menunjukkan adanya fenomena penyalahgunaan wewenang yang dilakukan oleh pimpinan universitas dalam keluarnya SK pengangkatan terhadap keluarganya sendiri. Nah, itu yang kami bawa ke Ombudsman ini,” kata Robertus di kantor Ombudsman RI, Jalan Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan, Senin (4/9).

 

Ant.

Artikel ini ditulis oleh: