Menristek-Dikti Muhammad Nasir memberikan penjelasan saat raker dengan Komisi X DPR, di Komplek Parlemen, Jakarta, Rabu (10/2/2016). Rapat membahas penetapan kepangkatan dosen serta isu-isu terkini di bidang teknologi dan pendidikan.

Semarang, Aktual.com – Menristek Dikti Prof M Natsir mengatakan penelitian maupun riset Perguruan Tinggi selama ini belum memberi azas manfaat bagi masyarakat.

Anggaran besar hingga Rp1,8 triliun yang dikeluarkan pemerintah untuk biayai penelitian, hingga saat ini belum juga hasilkan produk inovasi berbasis iptek kongkrit.

“Selama ini penelitian yang diteliti tidak pernah dikenal. Hanya tersimpan di rak perpustakaan saja. Padahal itu biayanya triliunan rupiah,” ucap Nasir, di Semarang, Selasa (31/5).

Beber dia, kurang lebih ada 701 hasil penelitian anak bangsa yang teronggok di perpustakaan Kemenrsitek saja. “Hasil risetnya tidak pernah membumi, karena tidak pernah dikenal. Nah ini mulai diinovasikan. Sekarang kita kenalkan ke masyarakat,” kata mantan Rektor Universitas Diponegoro itu.

Di momen Hari Teknologi Nasional yang dipusatkan di Solo, Nasir berharap bisa menghasilkan pengembangan produk inovasi masyarakat. Untuk gebrakan awal, dimulai minggu pertama Juni nanti. Melalui produksi massal hasil penelitian enzim untuk mengganti penyamakan kulit, serta garam farmasi.

“Selama ini enzim kita impor dan akan kita produksi dalam negeri. Sedangkan garam farmasi yang selama ini impor kita akan produksi kapasitas 1.500 ton per bulan. Ini pertama Ristek memulai untuk kebutuhan rumah sakit,” beber Nasir.

Rencananya, berbagai macam inovasi berbasis iptek di bidang pertanian, pangan dan ketahanan bakal dipamerkan acara Hakteknas di Solo, Jawa Tengah pada 10 Agustus.
“Tujuannya supaya masyarakat memanfaatkan teknologi kedepan untuk membangun ekonominya supaya lebih baik ” katanya.

Sejumlah hasil riset dan inovasi yang dihasilkan itu diantaranya bidang pangan dan pertanian, kesehatan, informasi dan teknologi, transportasi, teknologi material maju yakni nano teknologi, teknologi pertahanan bersama Kementerian Pertahanan serta bidang energi.

“Jateng kita kembangkan kapal paralon untuk nelayan serta teknologi implant untuk penyambungan tulang. Khusus pertahanan anak-anak kita sudah mengembangkan alutsista, ” katanya.

Artikel ini ditulis oleh: