Jakarta, Aktual.co — Wacana penghapusan RON 88 (Premium) dan menggantinya dengan RON 92 (Pertamax) dalam waktu dekat yang direkomendasikan oleh tim Reformasi Tata Kelola Migas (RTKM) mendapat penolakan dari Menteri Keuangan, Bambang Brodjonegoro.

Menurutnya, Indonesia belum siap akan kebijakan tersebut. “RON 88 belum pada 2015. Kita harus siap dulu,” ujar Bambang usai rakor di kantor Kemenko Perekonomian Jakarta, Senin (29/12).

Lebih lanjut dikatakan Bambang, kapasitas kilang yang ada di Indonesia belum mampu memproduksi RON yang lebih tinggi. Dengan kilang Pertamina yang sudah berumur ratusan tahun tersebut, menurutnya sangat sulit untuk mewujudkan wacana penghapusan Premium.

Sebelumnya, ketua tim RTKM, Faisal Basri mengatakan kilang minyak Pertamina mampu untuk menghasilkan RON 92. Ia juga yakin bahwa Pertamina sanggup memenuhi kebutuhan BBM Premium di Indonesia.

“Saya sudah kaji, ini yang bilang langsung Direktur Pengolahan dan seluruh jajarannya, ada hitung-hitungannya. Sehingga Pertamina bisa hasilkan Pertamax yang tadinya 197 ribu barel per bulan menjadi 5.3 juta barel per bulan,” pungkasnya.

Artikel ini ditulis oleh: