Menkeu Sri Mulyani (kanan) dan Gubernur BI Agus Martowardojo, bersiap mengikuti Rapat Kerja dengan Komisi XI DPR di Gedung Nusantara I, Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (6/2). Rapat ynag juga diikuti Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso dan Ketua Dewan Komisioner LPS Halim Alamsyah tersebut, membahas penjelasan pemerintah atas RUU AFAS sekaligus tanggapan fraksi-fraksi, serta pengambilan keputusan terhadap besaran premi restrukturisasi perbankan. AKTUAL/Tino Oktaviano

Jakarta, Aktual.com – Menteri Keuangan RI Sri Mulyani mengakui bahwa perekonomian Indonesia dibayangi ketidakpastian. Karenanya dia mengimbau agar mempertahankan kredibilitas, kesehatan dan ketahanan APBN.

Hal itu, katanya melanjutkan, agar bisa menjadi instrumen utama kebijakan fiskal untuk menjaga stabilitas perekonomian Indonesia.

“Pemerintah memahami bahwa perekonomian Indonesia masih dibayangi ketidakpastian. Oleh karena itu, pemerintah terus berupaya mempertahankan kredibilitas, kesehatan dan ketahanan APBN,” kata Sri Mulyani dalam Rapat Paripurna DPR di Jakarta, Kamis (31/5).

Untuk menjaga pertumbuhan ekonomi, katanya, pemerintah terus melakukan reformasi fiskal. Namun, tambah dia, kredibilitas fiskal melalui instrumen APBN tidak bisa berjalan sendiri, karena membutuhkan dukungan dari stabilitas perekonomian yang kondusif.

Menurut Sri Mulyani, melihat kondisi terkini, stabilitas perekonomian harus didahulukan daripada mengejar pertumbuhan ekonomi.

“Pemerintah akan terus melakukan koordinasi intensif dengan otoritas moneter dan sektor jasa keuangan dalam melakukan langkah-langkah stabilisasi perekonomian domestik,” jelas mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini.