Maulana Syekh Yusri Rusydi Jabr Al Hasani dalam acara pembacaan kitab amin al-I'lam bi anna attasawwuf min syariat al-islam karangan syekh Abdullah Siddiq al-Ghumari di Majelis Zawiyah Arraudah, Tebet, Jakarta Selatan, Sabtu (28/1/2017). AKTUAL/Tino Oktaviano
Maulana Syekh Yusri Rusydi Jabr Al Hasani dalam acara pembacaan kitab amin al-I'lam bi anna attasawwuf min syariat al-islam karangan syekh Abdullah Siddiq al-Ghumari di Majelis Zawiyah Arraudah, Tebet, Jakarta Selatan, Sabtu (28/1/2017). AKTUAL/Tino Oktaviano

Kairo, Aktual.com – Waliyullah adalah seorang yang hidup sebagaimana layaknya orang biasa lainnya. Mereka makan, minum, tidur, menikah, bergembira, bersedih, sakit, serta melewati apa yang manusia biasa lewati. Maka dari itu para waliyullah itu tidaklah nampak, karena ia berjalan ditengah-tengah manusia. Demikian penjelasan yang disampaikan Maulana Syekh Yusri Rusydi dalam majelis al-Hikam yang diadakan di Masjid Asyraf Kairo.

Beliau juga menambahkan sebagaimana kita terhijab dari melihat Allah dengan alam semesta ini, begitu pula para waliNya, kita tidak bisa melihat mereka karena kita terhijab akan perkara dunia ini, sehingga tidaklah kita bisa melihat Allah kecuali melalui ciptaan Nya, yaitu alam seisinya.

Sebagaimana Nabi bersabda:

“ تفكروا فى خلق الله ولا تفكروا فى ذات الله ”

Yang artinya “ Bertafakkurlah kalian akan ciptaan Allah, dan janganlah kalian berpikir tentang Dzat Allah “(HR. Thabrani).

Alam semesta dan isinya ini didalam bahasa arab disebutkan dengan kata “ العالم ” yang artinya adalah tanda, suatu petunjuk. Hal ini tidaklah lain karena alam ini sebagai petunjuk bahwa ada Dzat yang telah menciptakannya, yaitu Allah SWT.

Syekh Yusri hafidzahullah menjelaskan, begitu pula dengan wali Allah. Agar kita bisa melihat mereka, maka kita harus melihat kepada sebuah hakikat , jikalau tidak maka kita tidak akan bisa mengenal mereka meski kita hidup beratus-ratus tahun lamanya. Bisa jadi seorang istri tidak tahu kalau suaminya adalah seorang waliyullah, begitu pula seorang anak, tidak tahu kalo bapaknya termasuk waliyullah.

Hal ini dikarenakan apa yang mereka lihat hanyalah rutinitasnya. Yang mereka kira adalah manusia biasa, karena mereka tidak melihat rahasia kekhususan seorang wali pada dirinya.

Beliau menambhkan apabila Allah menghendaki kebaikan untuk dirimu, maka Allah akan membukakan rahasia kekhususan ini untukmu. Sebagaimana ketika Allah telah menghendaki kebaikan bagi orang yang beriman, mereka akan melihat kenabian pada diri Nabi dan tidak melihat Nabi sebagai manusia biasa , sehingga mereka beriman kepadanya.

Karena para waliyullah itu adalah pewaris para nabi, dan nabi itu manusia yang memiliki rutinitas seperti khalayak manusia, maka orang yang tidak melihat dengan mata hakikat, dia akan mengatakan mereka adalah manusia biasa, bukan seorang nabi. Begitu halnya ketika mereka melihat seorang waliyullah.

Orang kafir mengatakan tentang Nabi Muhammad SAW dengan sifat manusianya. Allah menjelaskan tentang pandangan orang kafir terhadap para nabiNya alaihimussalam

“ هل هذا إلا بشر مثلكم ”

Yang artinya “ tidaklah ia melainkan manusia biasa seperti kalian” (QS. An-Anbiya 3), sambung Syekh Yusri dalam penjelasannya.

Allah telah memperlihatkan kepada kita tentang rahasia kekhususan seorang wali, yaitu dari segi kehidupannya, pandangannya terhadap dunia, akhlaknya, mustajab do’anya, serta ketenangan yang kita dapatkan ketika melihat kepadanya sehingga kita langsung berdzikir kepada Allah.

Para waliyullah itu, hanya dengan melihatnya dan tanpa berucap kepada kita, maka kita akan ingat kepada Allah, yang ahli maksiat akan tergerak untuk bertaubat, mendidik kita dengan pandangannya, tanpa memerintah dan melarang dengan kata-katanya. Allah berfirman

“ والله يتولى الصالحين ”

Artinya “ Dan Allah senantiasa menjaga para orang-orang yang salih” (QS.Al-A’raf 196), yaitu para wali Nya.

Syekh Yusri menambahkan, selagi jiwa kamu suci, dan tidak ada perasaan sombong ataupun merasa paling suci, maka Allah akan memperlihatkan dan mengenalkan para waliNya kepada kamu. Jikalau kamu ingin mengenal wali Allah akan tetapi kamu masih belum memiliki sifat-sifat ini, maka pergilah kepada para wali Allah yang sudah meninggal, maka kita akan melihat para wali Allah yang masih hidup datang untuk menzirahi mereka.

Maka dari itu orang-orang salih suka untuk menghadiri perayaan-perayaan haul para wali, karena disitu berkumpullah rohani para wali, sehingga dirinya berharap untuk naik derajat atas keberkahan para wali tersebut.

Syekh Yusri selalu mengajarkan kepada kita sebuah do’a untuk dibaca dimana saja kita berada, yaitu

“ , يا رب العالمين حببنى إليهم, و حببهم إلي اللهم اللهم عرفنى بأولياءك فى هذا المكان وفى كل مكان ”

Yang artinya “ Wahai Allah, kenalkan hambamu ini dengan para wali Mu yang berada di tempat ini dan dimanapun mereka berada. Ya Allah jadikanlah hamba untuk senantiasa dicintai mereka, dan jadikanlah mereka orang-orang yang senatiasa hamba cintai, wahai Allah Dzat pemilik semesta alam”.

Beliau menambahkan bahwa tidaklah pada setiap masa dan tempat kecuali Allah menempatkan waliNya disana. Maka dari itu, janganlah kita menyakiti para wali Allah, dengan tidak menyakiti kepada sesama orang mu’min, hormatilah mereka semua, karena kita tidak tahu satu persatu diantara mereka. Nabi bersabda

“ من عاد لى وليا فقد آذنته بالحرب ”

Yang artinya “ barang siapa yang memusuhi kekasihku, maka sesungguhnya saya telah menyiapkan perang dengannya” (HR. Bukhori).

Maka, apabila kita telah menyakiti seorang mukmin, maka minta maaflah kepadanya, dan doakanlah kebaikan untuk dirinya. Janganlah menganggap dirimu paling suci, dan janganlah menyakiti orang mukmin, maka kamu akan melihat para wali Allah. Wallahu A’lam

Laporan: Abdullah alYusriy

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Andy Abdul Hamid