Kupang, Aktual.com – Sekretaris Jenderal Presidium Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia Pius A Bria berpendapat, pemerintah jangan sampai membolehkan negara asing mengelola pulau terpencil di Indonesia.

“Rencana pemerintah membuka peluang bagi negara asing mengelola pulau terpencil, akan mengancam kedaulatan negara dan bangsa Indonesia,” kata Pius Bria di Kupang, Senin (16/1).

Sudah seharusnya 4.000 pulau yang belum diberi nama, segera dibuatkan namanya sebagai keseriusan pemerintah atas identitas poros maritim Indonesia.

“Jika rencana pemberian nama dilakukan oleh orang asing dikhawatirkan akan merusak identitas kebangsaan Indonesia. Oleh karena itu, kita harus mengutamakan identitas kebangsaan Indonesia.”

Penaamaan pulau tersebut bisa menggunakan nama-nama tarian tradisional atau alat-alat musik tradisional sebagai identitas kebangsaan. Atau, untuk merawat kebhinnekaan dapat juga dilakukan, nama pulau di Aceh menggunakan identitas Papua dan sebaliknya.

Pulau di sekitar Aceh, bisa saja dinamai Pulau Cenderawasih fauna asli Papua, dan pulau di sekitar Papua diberi nama Pulau Rencong identitas senjata tradisional Aceh.

Bisa juga pulau di sekitar Provinsi Nusa Tenggara Timur yang belum bernama dinamai Pulau Maengket (tarian Minahasa) dan pulau di sekitar Sulut yang belum bernama diberikan nama Pulau Sasando.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan mengatakan, negara asing bisa saja membuka lahan ekonomis di pulau terpencil yang belum bisa dikelola oleh Indonesia.

Menurut Luhut, hal ini bisa meningkatkan perekonomian masyarakat di sana. Dia juga menyebutkan ada sekitar 4.000 pulau di Indonesia yang masih belum dikelola dan belum diberi nama oleh pemerintah.

Meski nantinya dikelola negara asing tersebut, menurutnya pemerintah tetap akan memproteksi agar kepemilikan tidak diklaim sepihak oleh warga luar tersebut.

Pius menegaskan, pulau-pulau kecil seharusnya dikelola oleh negara untuk menghindarkan penyimpangan tata kelola pulau-pulau di Indonesia, terutama berupa perusakan keanekaragaman ekosistem lingkungan laut dan budaya bahari.

“Pulau-pulau di Indonesia, terutama pulau kecil di memiliki peran dalam geo-strategis dan geo-ekonomi yang sangat penting guna menunjang kedaulatan rakyat.”

Selain itu, terbuka peluang besar untuk menjadikan pulau-pulau tersebut sebagai pangkalan militer untuk merencanakan perang asimetris dengan mengatasnamakan kepentingan ekonomi.

Artikel ini ditulis oleh:

Reporter: Antara
Editor: Wisnu