Mendikbud Muhadjir Effendy

Jakarta, Aktual.com – Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy mengatakan bahwa Ujian Nasional (UN) di daerah pedalaman hingga saat ini masih berbasis kertas dan pensil.

“Untuk di UN di wilayah pedalaman masih menggunakan kertas pensil, karena keterbatasan infrasruktur,” ujar Mendikbud di Jakarta, Jumat (6/1).

Dikatakan olehnya kalau pihaknya saat ini menargetkan pelaksanaan UN berbasis kertas hanya sekitar 20 persen saja. Sisanya menggunakan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK). Mendikbud menerangkan penggunaan UNBK bertujuan untuk efesiensi dan mmperkecil kecurangan.

“Sekolah jangan membangun paradigma curang, karena banyak pihak yang terlibat dalam proses kecurangan tersebut,” papar dia.

Hingga saat ini, sekolah siap untuk UNBK baru sekitar 12.023 sekolah. Sementara jumlah sekolah yang ikut sebanyak 97.645 unit sekolah. Jumlah sekolah yang akan menyelenggarakan UNBK akan diumumkan pada 15 Januari.

Untuk mengantisipasi hal tersebut, Mendikbud mengatakan pihaknya akan melakukan pengadaan sebanyak 40.000 unit komputer.

Pengadaan komputer tersebut akan dilakukan pada akhir Januari. Selain itu, juga dilakukan sistem berbagi sumber daya. Sekolah yang tidak memiliki komputer, bisa menumpang di sekolah lain.

Wakil Ketua Komisi X Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Ferdiansyah mengatakan pelaksanaan UNBK harus diselenggarakan di sekolah yang siap.

“Sekolah yang dipilih harus sekolah yang siap, jangan sampai mengorbankan peserta didik,” ujar Ferdiansyah.

Ferdiansyah menjelaskan ada delapan syarat yang harus dipenuhi untuk melaksanakan UNBK yakni sarana komputer, mekanisme distribusi soal, pelatihan terhadap siswa, pelatihan terhadap guru mata pelajaran yang diujikan, petugas dinas pendidikan, teknisi peralatan UNBK, server yang ada di sekolah karena memakai jaringan lokal, dan waktu sosialisasi.

“Apabila dari ke delapan syarat tersebut tidak memungkinkan, maka seharusnya benar-benar harus dipilih sekolah yang siap, jangan sampai mengorbankan peserta didik,” tambah Ferdiansyah.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Andy Abdul Hamid