Menteri Agama Lukman Hakim Saifudin memberikan sambutan pada peringatan Nuzulul Quran yang dihadiri Presiden Joko Widodo dan Wapres Jusuf Kalla di Istana Negara, Jakarta, Jumat (3/7). Dalam sambutannya Presiden berharap agar Al Quran mampu menjadikan Indonesia berdiri tegak, bekerja keras, bermartabat dan bersaudara dengan sesama manusia. ANTARA FOTO/Yudhi Mahatma/asf/ama/15.

Jakarta, Aktual.com – Menteri Agama, Lukman Hakim Saifuddin menyatakan Al-Quran mengandung isyarat-isyarat tentang ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) serta ayat-ayat alam (kauniyah) yang dapat dijadikan motivasi dan inspirasi dalam berbagai rekayasa, baik sosial, teknik maupun genetika.

“Al-Quran tidak hanya mengandung pokok-pokok ajaran agama yang meliputi akidah, syariah dan akhlak, yang mengatur hubungan manusia dengan Tuhan dan hubungan dengan sesama manusia dan lingkungannya, tetapi juga isyarat-isyarat tentang iptek,” katanya dalam peringatan Nuzulul Quran di Jakarta, Jumat (3/7).

Menag menyebutkan Al-Quran merupakan kitab suci yang tidak hanya untuk bangsa yang hidup pada awal abad ke-7 M, tetapi juga untuk masyarakat modern, bahkan untuk masyarakat dunia yang akan datang yang berkebudayaan dan berperadaban maju.

“Hal itu karena Al-Quran tidak hanya mengandung pokok-pokok ajaran agama,” kata Menag.

Menurut dia, Al-Quran membawa misi perubahan yang memungkinkan masyarakat mewujudkan peradaban baru berkat kemampuannya mengembangkan iptek dan pengamalan hukum-hukum Ilahi, baik yang termaktub dalam kitab suci maupun yang terbentang di alam raya.

Ia menyebutkan banyak sekali iptek yang telah ditemukan dan memberi manfaat besar bagi dunia berkat adanya informasi dalam Al-Quran.

“Namun demikian masih terdapat lebih banyak lagi informasi kemukjizatan yang masih menjadi misteri yang menunggu kesanggupan manusia untuk membuktikan kebenarannya,” katanya.

Ia mengajak masyarakat menjadikan peringatan Nuzulul Quran sebagai momentum untuk memperbaiki interaksi dengan Al-Quran, meningkatkan kualitas interaksi dengan kitab suci, bukan hanya sekedar membacanya pada tingkat aspek ibadah.

“Tetapi juga pada perenungan atau penggalian hikmah dan isyarat-isyarat Al-Quran. Dengan cara itu kita dapat menerjemahkan nilai-nilai universalitas Al-Quran yang diyakini sebagai pandangan hidup dan petunjuk bagi kehidupan manusia sehingga dapat menjadi petunjuk bagi arah perjalanan bangsa ini,” kata Lukman Hakim.

Artikel ini ditulis oleh: