ISIS Merupakan 'False Flag Operation' (Aktual/Ilst.Nelson)

Jakarta, Aktual.com — Analisis Geopolitik, Hendrajit mengungkapkan bahwa ISIS sebagai isu pengganti dari skenario Al Qaeda yang sudah tutup buku di Irak sejak 2012. Beberapa kajian menginformasikan bahwa al-Qaeda dan afiliasinya hadir di berbagai negara dengan sebutan berbeda.

“Di Afghanistan namanya ‘Taliban’, Di Yaman dijuluki ‘al-Qaeda’ in Arabian ‘Peninsula, di Libya bernama ‘Ansar al-Sharia’, di Nigeria stigmanya ‘Boko Haram’, di Aljazair bernama ‘al-Qaeda in Islamic Maghreb’, di Syria disebut ‘Jabhat al-Nusra’, di Somalia istilahnya ‘al-Shabab’, sementara di Indonesia? Mereka menyebut diri sebagai Mujahidin Indonesia Timur (MIT). Belakangan yang sekarang populer dengan sebutan ISIS. Dan agaknya, mereka juga tengah membidani ‘kelompok radikal’ di India dan Cina. Entah apa namanya,” ujar Hendrajit dikutip Aktual, Selasa (17/11).

Menurutnya, semua skenario pengganti seperti Boko Haram, atau MIT, al Shabab, Jabhat al Nusra, Ansar al Sharia, bahkan ISIS itu sendiri, sejatinya merupakan ranting atau anak-anak yang lahir dari ‘rahim’ al Qaeda. Dan kini, afiliasi terpopuler adalah ISIS (Islamic State in Iraq and al Syam). Kemunculan ISIS ditujukan untuk menciptakan kesan bahwa umat Islam itu pada umumnya fanatik, radikal, tidak berprikemanusiaan, tidak toleran, dan suka berperang maupun membenarkan tindak kekerasan terhadap warga masyarakat yang berkeyakinan lain.

“Bisa ditarik kesimpulan keberadaan ISIS merupakan false flag operation alias operasi bendera palsu. Seolah-olah bekerja sama (Islam) sebagai kawan, padahal bekerja untuk kepentingan musuh. Semacam deception atau taktik pengelabuan. Biar kelompok Islam tertentu beranggapan, seakan-akan tengah melakukan misi suci agama menghadapi para adidaya anti Islam, tetapi prakteknya, justru gerakan mereka dalam kendali dan pengawasan agen intelijen seperti CIA, MI-6, Mossad,” jelasnya.

Pada gilirannya, lanjutnya, gerakan kelompok ini justru merupakan kontra produktif bagi citra Islam itu sendiri. Tersirat tujuannya, agar kaum muslim terstigma sebagai golongan keras kepala, tidak berperikemanusiaan, suka berperang, dll yang tidak mencerminkan layaknya akhlak ajaran Islam.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Eka