Menteri Energi Dan Sumber Daya Mineral Ignasius Jonan menegaskan, tarif tenaga listrik tidak akan naik hingga akhir tahun ini. (ilustrasi/aktual.com)

Jakarta, Aktual.com – Hingga masuk triwulan ke tiga, program Bahan Bakar Minyak (BBM) Satu Harga belum mencapai setengah dari target. Dari 54 titik yang direncanakan terbangun pada tahun 2017 ini, baru terlaksana 22 titik.

“BBM Satu Harga hingga 14 Agustus 2017 tercatat menjangkau 22 titik di seluruh wilayah Indonesia,” kata Menteri ESDM, Ignasius Jonan, ditulis Selasa (15/8).

Berdasarkan dara Kementerian ESDM dan Pertamina; rincian 22 titik tersebut menyasar ke Provinsi Papua sebanyak 8 titik (Kab. Puncak, Duga, Yalimo, Mamberamo Raya, Mamberamo Tengah, Tolikara, Intan Jaya, Paniai), Provinsi Papua Barat sebanyak 2 titik (Kab. Pegunungan Arafak, Sorong Selatan) serta 1 titik di Provinsi Maluku Utara (Kab. Morotai).

Sisanya, yakni 11 titik menyebar ke Kalimantan Utara (Kab. Nunukan), Sumatera Utara (Kab. Nias Selatan), Sumatera Barat (Kab. Kep. Mentawai), Jawa Tengah (Kab. Jepara), Jawa Timur (Kab. Sumenep), Nusa Tenggara Barat (Kab. Sumbawa), Nusa Tenggara Timur (Kab. Sumba Timur), Sulawesi Tenggara (Kab. Wakatobi), Kalimantan Timur (Kab. Mahakam Hulu), Kalimantan Barat (Kab. Bengkayang), dan Sulawesi Utara (Kab. Kepulauan Talaud).

Daerah-daerah tersebut diklaim merupakan daerah 3T (terdepan, terluar dan tertinggal). Pada berbagai kesempatan Jonan mengakui kemapanan insfrastruktur merupakan tantangan tersendiri dalam merealisasikan program BBM Satu Harga di daerah 3T tersebut.

“Kendalanya itu adalah satu infrastruktur. Ada yang disalurkan melalui pesawat udara. Yang kedua itu adalah kerja sama masing-masing stakeholder di masing-masing daerah supaya membuat BBM itu harganya sama,” imbuhnya.

Sesuai peta jalan BBM Satu Harga, pemerintah menargetkan pengoperasian 150 lembaga penyalur hingga 2019, masing-masing 54 titik pada 2017, 50 titik pada 2018, dan 46 titik pada 2019.

Laporan: Dadangsah Dapunta

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Nebby