Diskusi publik 'Kondisi Ekonomi Indonesia Saat Ini' di Kantor Sekretariat Bersama (Sekber) Partai Gerindra, PKS dan PAN di Jakarta, Rabu (18/7) malam. AKTUAL/ TEUKU WILDAN

Jakarta, Aktual.com – Ekonom Kwik Kian Gie angkat bicara terkait pengumuman Badan Pusat Statistik (BPS) yang menyebutkan angka kemiskinan di tanah air pada Maret 2018 sebesar 9,82%. Angka ini diklaim pemerintah sebagai yang terendah selama era reformasi.

Kwik menyebut capaian ini sebagai kebohongan yang dilakukan pemerintah terhadap rakyatnya.

“Iya (pemerintah bohong), itu tidak sesuai dengan realita,” katanya usai menjadi pembicara diskusi publik ‘Kondisi Ekonomi Indonesia Saat Ini’ di Kantor Sekretariat Bersama (Sekber) Partai Gerindra, PKS dan PAN di Jakarta, Rabu (18/7) malam.

Mantan Menteri Koordinator Ekonomi, Keuangan dan Industri (Menko Ekuin) era Gus Dur ini menyangsikan capaian ini lantaran terdapat indikasi manipulasi dalam indikasi standar kemiskinan.

Dalam penelitian BPS, standar kemiskinan yang digunakan adalah pendapatan Rp 12.900 atau kurang dari 1 dolar AS per hari (kurs dolar AS saat ini lebih dari Rp 14.000).

Sementara, dalam standar Bank Dunia, orang miskin adalah orang yang memiliki pendapatan 2 dolar per harinya, atau hampir dua kali lipat dari standar kemiskinan yang digunakan BPS.

“Makanya ada buku sangat terkenal berjudul How to Lie With Statistic (karangan Darrel Huff), yakni bagaimana berbohong lewat data statistik. Dan itu sudah lama banyak dilakukan di sejumlah negara,” tuturnya.

Ia menambahkan, di atas kertas, sejatinya di Indonesia masih terdapat banyak rakyat miskin yang sangat rendah pendapatannya.

Pengetahuan ini, lanjutnya, bukanlah asumsi tanpa dasar, melainkan berdasar pengalamannya saat menjabat sebagai Kepala Bappenas pada era 2001-2004.

“Jangan dilihat di kota ya, kalau di kota, di mall ya pasti (orang-orang) kaya, itu cuma berapa persen saja. Tapi lihat (orang miskin) di desa,” jelas mantan kader PDIP ini.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Teuku Wildan