Peneliti Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI) Salamuddin Daeng, Pakar Ekonomi Politik Ichsanuddin Noorsy, Mantan Menteri Kordinator Bidang Kemaritiman Rizal Ramli, Moderator yang juga Redaktur Senior aktual.com Hendrajit saat diskusi Aktual Forum dengan tema Nasib Perusahaan "Plat Merah" Di Bawah Kebijakan Rini Soemarno di Jakarta, Minggu (13/5/18). Perusahaan BUMN seharusnya bisa menjadi pengerak ekonomi dan mempercepat pertumbuhan ekonomi. Seperti China, dulu BUMN motornya bibarengi swasta, tapi Indonesia terbalik, dengan segala kelebihan yg terjadi, BUMN kita malah jadi faktor yang memperlambat ekonomi, karena jadi alat kekuasaan dan pengelolaannya tidak profesional. AKTUAL/Tino Oktaviano

Jakarta, aktual.com – Bakal Calon Presiden Rizal Ramli menegaskan jika kesediannya untuk ikut dalam kontestasi di pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 nanti, sebagai bentuk mewakafkan dirinya untuk menjadikan Indonesia lebih makmur dan maju.

“Hampir semua jabatan atau posisi strategis dalam pemerintahan ini sudah pernah saya emban. Mulai dari Kabulog, Presiden Direktur, Menteri Koordinator dan lainnya,” kata Rizal , di Jakarta, Sabtu (19/5).

Pria yang dikenal sebagai Lokomotif Perubahan menceritakan beberapa keberhasilannya saat menjabat sebagai menteri ketika itu.

Saat menjabat menteri koordinator bidang perekonomian dan menteri keuangan (2000-2001) di era Presiden Abdurahman Wahid alias Gus Dur , misalnya. Rizal Ramli (62) mampu mendongkrak pertumbuhan ekonomi dari minus menjadi plus dalam waktu satu tahun.

“Waktu saya masuk, minus 3 persen ekonominya. Kami putuskan tidak mengikuti kebijakan IMF (Internasional Monetary Fund), kita jalan sendiri dengan segala kontroversinya, ternyata, dengan prinsip itu, ekonomi Indonesia bisa meningkat dari minus 3 persen menjadi hampir 4,5 persen,” terangnya.

“Satu-satunya pemerintahan yang mengurangi berhasil mengurangi utang bukan menambah utang hanya pemerintahan Gus Dur,” tegas dia.

Selanjutnya, masih kata Rizal , di era Gus Dur satu-satunya pemerintahan yang berhasil mengurangi indeks kesenjangan ekonomi serta tidak melakukan impor beras selama kurun waktu dua tahun, sambil tetap menjaga kestabilan harga.

Pada era itu juga, gaji Pegawai Negeri Sipil (PNS) naik dua kali lipat. kenang Rizal.

“Karena itu, saya ingin mewakafkan sisa hidup saya untuk menjadikan Indonesia lebih hebat lagi, agar rakyat bisa menjadi lebih sejahtera,” sebut menteri dengan jurus Rajawali Kepret itu.

Menurut dia, Indonesia negara yang sungguh indah dan luar biasa kekayaan alamnya.

“Sungguh aneh kalau empat puluh persen rakyat Indonesia masih miskin. Untuk itu, saya akan mewakafkan sisa hidup saya untuk Indonesia,” tandasnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Novrizal Sikumbang