Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) menunggu Presiden Joko Widodo di depan pintu gerbang Bandara Husein Sastranegara Bandung, Jawa Barat, Sabtu (26/8). Mereka memakai topeng berwajah Jokowi, sebagai protes kebijakan impor yang dilakukan pemerintah Indonesia. Foto: Dokumentasi Aktual.com.

Jakarta, Aktual.com – Badan Eksekutif Mahasiswa Republik Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia (BEM Rema UPI) melakukan aksi damai, menyambut kedatangan presiden Joko Widodo di depan pintu gerbang Bandara Husein Sastranegara Bandung, Jawa Barat, Sabtu (26/8). Aksi penyambutan ini ditujukan untuk menyampaikan aspirasi bertajuk #HujanImpor.

Mahasiswa membawa slogan bertuliskan #hujanimpor dan mengenakan payung sebagai bentuk protes atas kebijakan Jokowi. Mereka menggelar aksi duduk di depan pintu keluar bandara Husein Sastranegara.

“Kelangkaan garam di Indonesia membuat harga melonjak sehingga menjadi keresahan masyarakat, keputusan impor garam menjadi hal yang dianggap tergesa-gesa dan menimbulkan pertanyaan besar, padahal kita tau bahwa Indonesia merupakan negara kelautan yang luas,” ujar Sri Mulyanti, Dirjen Kajian Strategis BEM Rema UPI, melalui siaran persnya yang diterima Aktual.com di Jakarta, Sabtu malam.

Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) menunggu Presiden Joko Widodo di depan pintu gerbang Bandara Husein Sastranegara Bandung, Jawa Barat, Sabtu (26/8). Mereka memakai topeng berwajah Jokowi, sebagai protes kebijakan impor yang dilakukan pemerintah Indonesia. Foto: Dokumentasi Aktual.com.
Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) menunggu Presiden Joko Widodo di depan pintu gerbang Bandara Husein Sastranegara Bandung, Jawa Barat, Sabtu (26/8). Mereka memakai topeng berwajah Jokowi, sebagai protes kebijakan impor yang dilakukan pemerintah Indonesia. Foto: Dokumentasi Aktual.com.

Selain isu garam impor, mahasiswa juga mengkritisi pengelolaan keuangan negara yang menimbulkan utang mencapai Rp4,3 triliun di tahun ketiga Jokowi menjabat.

“Dengan ini kami menuntut pemerintah mengatasi kelangkaan garam di Indonesia dan meninjau kembali kebijakan pengelolaan keuangan negara, agar digunakan sebijak mungkin,” bunyi tuntutan mahasiswa.

“Semoga kekecewaan kami atas kekacauan negeri ini bisa segera dibenahi dengan serius,” desak mahasiswa.

Artikel ini ditulis oleh: