Jakarta, Aktual.com – Para mahasiswa menyayangkan sikap Presiden Joko Widodo yang kerap kali menghindar dari para demonstran yang berunjuk rasa di depan Istana Negara Jakarta. Presiden Jokowi pun dicap sebagai Presiden yang sangat anti rakyat.

Menariknya, pendapat tersebut justru dilontarkan oleh salah seorang mahasiswa asal Universitas Gajah Mada (UGM), di Jalan Medan Merdeka Barat, tepatnya di depan Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK), Jakarta, Senin (22/5).

“Presiden yang katanya dari Universitas Gajah Mada, yang katanya dari kampus kerakyatan, kampus kerakyatan kok enggak mau ketemu rakyatnya,” ujar salah seorang mahasiswa yang memakai jas almamater UGM.

Pernyataan di atas diucapkan mahasiswa tersebut setelah terjadi gesekan antara peserta dengan pihak kepolisian. Gesekan ini, lanjutnya, merupakan akibat dari keengganan presiden untuk mendengar aspirasi rakyat yang disuarakan dalam unjuk rasa ini.

Gesekan antara peserta aksi dan pihak kepolisian merupakan kali kedua yang terjadi dalam unjuk rasa ‘Tujuh Gugatan Rakyat’ (Tugu Rakyat).

“Kita di sini untuk menyuarakan suara rakyat, bukan untuk melawan polisi kawan-kawan,” ucapnya.

Selain itu, mahasiswa tersebut juga menyatakan bahwa pemerintah telah gagal dalam menepati janji yang diikrarkan ketika Indonesia didirikan.

“Janjinya adalah melindungi segenap tumpah darah bangsa Indonesia,” jelasnya.

Seperti yang diketahui, ratusan mahasiswa dan buruh yang berasal dari aliansi antara Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) dan Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) mengadakan unjuk rasa di Jalan Medan Merdeka Barat, tepatnya di depan Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK), Jakarta, Senin (22/5). Khusus untuk mahasiswa, peserta aksi ini berasal dari 42 kampus dari seluruh wilayah Indonesia.

 

Laporan Teuku Wildan

Artikel ini ditulis oleh: