Direktur Penyidikan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Brigjend. Pol. Aris Budiman memberikan keterangan di depan Pansus Hak Angket KPK di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (29/8). Aris Budiman memenuhi panggilan Pansus KPK di DPR untuk menjelaskan tuduhan melalui medsos maupun media massa yang mengatakan bahwa yang bersangkutan menerima suap. AKTUAL/Tino Oktaviano

Jakarta, Aktual.com – Direktur Penyidikan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Aris Budiman meluapkan emosi dengan membeberkan sejumlah permasalahan di internal komisi anti rasuah.

Luapan emosi jenderal Bintang Satu Kepolisian itu dipicu atas surat elektronik internal KPK mengenai proses perekrutan penyidik yang ia terima pagi ini.

Aris mengaku kecewa lantaran dalam email tersebut,  salah seorang Kasatgasnya yang akan kembali ke KPK justru dituduh sebagai kuda troya oleh internal komisi antikorupsi.

“Hari ini saya terima email penerimaan pegawai, salah satu Kasatgas saya, saya minta kembali menjadi penyidik di KPK. Dan dia adalah penyidik yang baik. Termasuk penerimaan beliau, dan di dalam KPK dikembangkan seolah-olah ini seperti kuda troya,” ujar Aris, usai Pimpinan KPK melantik Brigjen Pol Firli sebagai Deputi Penindakan, di Aula Gedung KPK, Jumat (6/4).

Kuda troya merupakan istilah di dunia politik untuk menyebut musuh dalam selimut. Atas tuduhan tersebut, Aris mengaku membalas email dengan menyatakan dirinya sebagai kuda troya bagi oknum di KPK.

“Dan saya balas email itu. Saya katakan bahwa saya adalah kuda troya bagi oknum-oknum yang manfaatkan kesucian KPK untuk kepentingan pribadi,” tegas Aris.

Sebelumnya, Aris mengungkapkan jika pengungkapan kasus e-KTP sempat dilokalisir.

Ia mengungkapkan jika pada proses awal penyelidikan e-KTP justru diarahkan agar terfokus pada pelaksanaan proyek e-KTP saja.

“Tidak pernah masuk, jarang masuk pada perencanaan,” ujar Aris Budiman

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Nebby