Dirut BNI Achmad Baiquni (kedua kanan), Wakil Dirut Suprajarto (kanan) bersama para direktur, Adi Sulistyowati (kanan), Herry Sidharta (kedua kiri) dan Panji Irawan dalam pemaparan Kinerja BNI Kuartal I 2016 di Jakarta, Selasa (12/4). Pada kuartal I, BNI mencatatkan laba sebesar Rp2,97 triliun atau tumbuh 5,5% dibandingkan laba yang diraih pada periode yang sama tahun 2015. AKTUAL/EKO S HILMAN

Jakarta, Aktual.com – Laba bersih PT Bank Negara Indonesia Persero Tbk (BNI) tumbuh secara drastis mencapai 79,89 persen atau Rp4,37 triliun pada triwulan II secara tahunan. Pertumbuhan laba tersebut ditopang pertumbuhan kredit, pendapatan berbasis komisi, serta efisiensi dengan biaya dana.

“Pertumbuhan laba BNI disokong Pendapatan Bunga Bersih (Net Interest Income/NII) yang naik 11,7 persen YoY dari Rp12,45 triliun menjadi Rp13,91 triliun,” ujar Direktur Utama BNI Achmad Baiquni di Jakarta, Jumat (22/7).

NII tumbuh moderat hingga akhir Juni 2016 berkat realisasi penyaluran kredit BNI yang tumbuh dua digit menjadi 23,7 persen secara tahunan (year on year/yoy) menjadi Rp357,22 triliun. Namun kredit macet (Non Performing Loan/NPL) juga meningkat dari 2,7 persen secara gross menjadi 3 persen pada akhir semester I 2016.

Tingginya NPL membuat BNI menaikkan biaya pencadangan dari 138,8 persen pada Kuartal II 2015 menjadi 142,8 persen pada Kuartal II 2016. Sedangkan, pendapatan non bunga, yang termasuk pendapatan komisi (fee based income), tumbuh 28,7 persen menjadi Rp4,43 triliun.

“BNI tetap mendorong kredit sekaligus mencetak Net Interest Margin (NIM) di atas 6 persen. Hal ini didorong kemampuan B NI menurunkan Cost of founds dari 3,2 persen menjadi 3,1 persen YoY,” tambahnya.

Pertumbuhan kredit signifikan didominasi oleh kredit Business Banking (produktif) mencapai 25,6 persen YoY dengan nilai Rp260,79 triliun.

“Berdasarkan segmen, kredit business banking tersebut tersalurkan ke korporasi mencapai 25,1 persen, BUMN sebesar 18,2 persen, Menengah 16,3 persen dan kecil mencapai 13,4 persen,” jelasnya.

Sedangkan penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) pada kuartal II 2016 meningkat Rp7,3 triliun atau tumbuh 331 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2015. Peningkatan pertumbuhan KUR tersebut karena fasilitas penjaminan dan subsidi bunga yang diberikan pemerintah.

“Kalau bicarakan target, malah kita ingin dikasih lebih targetnya oleh pemerintah,” tantang Baiquni.

Adapun Dana Pihak Ketiga (DPK) BNI terkumpul Rp391,4 triliun atau tumbuh 19,6 persen.

“Komposisinya didominasi dana murah (current account saving account/ CASA) sebesar 60,4 persen dan sisanya deposito,” ujar dia.

Dengan capaian kredit dan DPK tersebut, aset BNI terkumpul Rp539,1 triliun pada kuartal II 2016.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Eka