Massa yang tergabung dalam Solidaritas Untuk Pergerakan Aktivis Indonesia melakukan aksi ruwatan di depan Istana Wakil Presiden, Jakarta, Senin (18/1). Aksi tersebut meminta Pemerintah Jokowi-JK untuk menghentikan ekspor konsentrat PT Freeport yang melanggar UU No.4 Tahun 1999 tentang Minerba dan memecat menteri Sudirman Said dan Rini Soemarno sebagai antek neolib. AKTUAL/TINO OKTAVIANO

Jakarta, Aktual.com — Pengamat Perminyakan yang juga anggota DPR dari Fraksi Nasdem, Kurtubi meminta kepada pemerintah untuk mengevaluasi rencana pembangunan smelter PT Freeport Indonesia (PT FI) di Gresik, Jawa Timur.

Menurut Kurtubi, mendengar progress pembangunan smelter di Gresik yang dipaparkan oleh pihak PT FI pada rapat dengar pendapat beberapa waktu yang lalu di Komisi VII DPR, yang menyatakan bahwa pembangunan smelter PT FI saat ini masih belum memperlihatkan hasil yang maksimal menjadi alasan bagi pemerintah untuk mengevaluasi kembali penempatan pembangunan smelter tersebut.

“Ini kan menjadi pertanyaan, mengapa mesti smelternya dibangun di Gresik, mestinya smelter dibangun di Papua agar pembangunan menjadi merata,” ujar Kurtubi ke Aktual.com, Jumat (29/1).

Kurtubi memaparkan alasan pembangunan smelter kenapa harus di Papua, karena selama ini  terjadi ketimpangan pembangunan antara Papua dan Pulau Jawa.

“Kalau di Gresik sama saja, pembangunan hanya berdampak di sekitar Gresik, masyarakat Papua tidak dapat apa-apa. Kekuatan ekonomi, kesempatan kerja, pendapatan pajak hanya dinikmati oleh Gresik,” paparnya.

Selain itu, Anggota Komisi VII DPR RI ini menjelaskan, pembebasan tanah dan lahan di Gresik jauh lebih mahal ketimbang yang ada di Papua.

“Pemerintah mestinya melihat ini, jika smelter dibangun di Papua, infrastruktur, listrik, jalan akan terbangun di Papua. Belum lagi tenaga kerja di sana akan terserap,” bebernya.

Olehnya itu, Kurtubi meminta kepada pemerintah untuk mengevaluasi kembali rencana pembangunan smelter di Gresik.

“Ini harus clear dulu, persoalan lokasi smelter dimana dibangun itu juga tak kalah penting ditengah hiruk pikuk persoaan Freeport saat ini. Saya meminta pembangunan smelter itu mestinya di Papua,” tutup Kurtubi.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Eka