Jakarta, Aktual.com – Penggusuran perumahan warga di bantaran Kali Apuran, Cengkareng, Jakarta Barat, Selasa (23/2), sempat diwarnai dengan bentrokkan. Peristiwa itu terjadi antara warga dengan aparat gabungan.

Ketua Serikat Pemuda Jakarta (SPJ), Wahyusuf menuturkan, sekitar pukul 07:00 WIB, aparat keamanan yang tergabung dari TNI, Polri dan Satpol PP melaknsanakan apel di lokasi penggusuran. Pada kesempatan tersebut, kata Wahyu, warga juga berkumpul membuat barisan dan juga melakukan orasi-orasi penolakkan.

Namun, sekitar satu jam setelahnya, barisan Satpol PP bergerak maju mencoba menerobos barisan warga tanpa ada proses negoisasi antara warga dan aparat.

“Sebetulnya kami sudah buat tim negoisasi untuk minta pertanggungjawaban dari Pemprov,” ucap Wahyu kepada Aktual.com di lokasi pembongkaran.

Saat menerobos itu, ungkap Wahyu, petugas Satpol PP melakukan tindakan represif terhadap warga. “Mereka masuk ke rumah warga, ada yang kena pukul, kena lemparan batu bocor kepalanya. Ada juga kena pukulan kayu yang ada pakunya,” ungkapnya.

Melihat hal itu, Wahyu merasa heran, padahal dalam barisan warga tersebut ada anak-anak dan juga ibu-ibu. “Kami buat barisan ibu dan anak di depan, supaya mereka prihatin dan mau diajak bicara,” tuturnya.

Hal itu dimaksudkan agar, warga diberikan kesempatan untuk melakukan pembongkaran sendiri.

“Tapi gak ada kesempatan, akhirnya Satpol PP menerobos dan menembakkan gas air mata,” ujarnya.

Akibat bentrokan itu, kata Wahyu, ada 10 orang warga yang menjadi korban tindakan Satpol PP itu.

“Ada yang kepalanya bocor, kupingnya berdarah, memar di kepala, ada yang sakit perutnya kena pukul sama ditendang,” sambung Wahyu.

Kesepuluh orang tersebut meski mengalami luka, mereka tidak dibawa ke rumah sakit. “Gak ada yang ke rumah sakit, langsung dirawat aja di mobil ambulan yang udah ada,” katanya.

Kekerasan aparat juga dibenarkan oleh salah seorang warga RT 16/10 Amin (67). “Kalau mau ngasih kesempatan, gak perlu ngirim tentara, kita bisa sendiri kok bongkar rumah,” ucapnya kesal.

Dengan mata kepalanya sendiri, Amin merekam kekerasan yang dilakukan aparat kepada warga. “Apa itu yang namanya pelindung masyarakat? Semua ditendangin,” tuturnya kesal.

Seperti diketahui, pembongkaran perumahan warga di bantaran Kali Apuran, dilakukan oleh Pemerintah Kota Jakarta Barat. Pembongkaran ini dilakukan sebagai proyek pembangunan jalan inspeksi.

Dari pembongkaran tersebut, ada sekitar 125 unit bangunan yang dirobohkan Pemkot Jakbar.

Artikel ini ditulis oleh: