Filipina Selatan, Aktual.com – Konflik bersenjata dan krisis kemanusiaan sudah lebih dari sepekan menyeruak. Ketenangan menjalankan ibadah Ramadhan bagi muslim di Marawi harus terkoyak dengan rentetan tembakan dan dentuman bom.

Hingga saat ini, Dompet Dhuafa mendapatkan info dari relawan dan dai ambassador Cordofa, bahwa kontak senjata masih berlangsung. Lebih dari 100.000 jiwa mengungsi di 38 titik di Illigan, 66 jiwa dinyatakan hilang dan masih ada sekitar 200.000 jiwa terjebak dalam konflik dan krisis kemanusiaan tersebut.

“Dompet Dhuafa menyatakan keprihatinan atas meledaknya konflik bersenjata di Mindanao, Filipina,” kata Arif R Haryono, manager social development Dompet Dhuafa, usai memimpin koordinasi singkat terkait respon untuk krisis kemanusiaan di Marawi, Jumat (2/6).

Diungkapkan, Dompet Dhuafa sebagai lembaga kemanusiaan menyerukan kepada segenap lembaga kemanusiaan di Indonesia dan dunia untuk segera membantu pengungsi di Marawi. Saat ini, para pengungsi membutuhkan bantuan makanan, kesehatan dan perlindungan di pengungsian.

Logistik lain seperti kelambu nyamuk, alas tidur, selimut dan kebutuhan dasar anak-anak, serta lansia juga perlu menjadi perhatian.

“Saat ini, Dompet Dhuafa telah membangun komunikasi dengan mitra lokal untuk mendapatkan gambaran singkat atas kebutuhan pengungsi. Sesegera mungkin, Dompet Dhuafa akan menurunkan tim kemanusiaan dalam upaya mengirimkan bantuan kemanusiaan berupa bahan makanan, bantuan kesehatan, dan kebutuhan lain di lokasi pengungsian,” ucap Arif.

“Selain itu, tim akan membangun komunikasi dengan sejumlah pemangku kepentingan (institusi pemerintah, INGO, local leader di wilayah-wilayah pengungsian). Tentu dengan harapan dapat meredam konflik tersebut,” sambungnya.

Dompet Dhuafa juga mengajak lembaga-lembaga yang ada untuk dapat bekerja aktif menurunkan tensi konflik yang ada. Sehingga kondisi di Marawi dapat dengan cepat pulih, dan saudara muslim di sana menjalankan Ramadhan lebih khusyuk.

“Mari, di bulan penuh berkah ini, kita tak boleh terdiam akan konflik dan krisis kemanusiaan di Marawi. Karena kepedulian kita memberikan asa untuk mereka,” demikian Arif.

Artikel ini ditulis oleh: