Acara diskusi Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) bertajuk "Peran Media Dalam Melawan Hoaks, Ujaran Kebencian dan SARA" di Sentul Bogor, Jawa Barat, Sabtu (14/4).

Bogor, Aktual.com – Bocornya data pengguna media sosial (medsos) Facebook menjadi polemik yang ramai diperbincangkan khalayak dalam beberapa waktu belakangan ini. Tak hanya masyarakat, masalah ini pun membuat Komisi Pemlihan Umum (KPU) RI tengah dilanda gundah gulana.

Kegalauan ini bukan tanpa sebab, mengingat banyaknya data partai politik (parpol) yang disimpan oleh KPU dalam facebook. Terlebih, data-data tersebut merupakan data parpol yang tengah bertarung dalam Pilkada serentak 2018 dan Pemilu 2019.

Hal ini diakui oleh Kepala Bagian Publikasi Sosialisasi Informasi KPU, Robby Leo dalam diskusi Bawaslu bertema “Peran Media Dalam Melawan Hoaks, Ujaran Kebencian dan SARA” di Sentul Bogor, Jawa Barat, Sabtu (14/4).

“Soal bocoran data Facebook, saya harus koordinasi dulu ke pimpinan. Saat ini sedang digodok dan diproses oleh pimpinan. Pimpinan galau dan sensitif,” ujar Roby kepada awak media.

Robby mengatakan, meskipun memiliki seabrek tugas dan pekerjaan guna menyiapkan dua ajang pesta demokrasi pada 2018 dan 2019, KPU tetap memberikan perhatian terhadap kebocoran data ini.

“Banyak pekerjaan yang harus dikejar. Tapi saya yakin apa yang disampaikan kawan-kawan (wartawan) sudah disampaikan ke pimpinan,” tuturnya.

Seperti diketahui, Indonesia termasuk salah satu negara dengan kebocoran data Facebook terbesar. Facebook mendata, ada lebih dari 1 juta pengguna medsos di Tanah Air telah bocor ke Cambridge Analytica.

Indonesia duduk di urutan ketiga dalam hal ini, setelah Amerika Serikat dengan kebocoran data 70,6 juta pengguna Facebook dan Flipina dengan kebocoran data 1,1 juta pengguna Facebook.

Negara-negara lain dalam daftar lokasi kebocoran data pengguna Facebook termasuk Inggris, Meksiko, Kanada, India, Brasil, Vietnam, dan Australia yang masing-masing paling tidak mencatat angka ratusan ribu.

Kebocoran banyak data user Facebook tersebut, diakui sendiri oleh perusahaan milik Mark Zuckerberg tersebut.

“Secara total, kami pikir informasi Facebook 87 juta orang—kebanyakan di Amerika Serikat—kemungkinan telah dibocorkan ke Cambridge Analytica,” tulis Facebook dalam keterangannya, Kamis (5/4) lalu.

Meski demikian, pihak Facebook mengatakan tidak mengetahui persis data apa saja yang dibocorkan ke Cambridge Analytica. Jumlah pengguna dalam grafik di atas merupakan perkiraan yang dinilai terbaik untuk mencakup angka maksimal dari akun yang terdampak.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Teuku Wildan