Samarinda, Aktual.com – Warga yang menjadi korban banjir di 12 desa di Kecamatan Muara Kaman, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, terus bertambah.

Kepala Seksi Kesejahteraan Rakyat Kecamatan Muara Kaman, Abrani, menyatakan, warga yang mengungsi di dua lokasi, terus bertambah menyusul semakin tingginya genangan air yang merendam kawasan itu.

“Hari ini, ada penambahan jumlah pengungsi di dua lokasi pengungsian,” kata Abrani ketika dihubungi, Kamis (8/6).

Banjir yang merendam 12 desa di Kecamatan Muara Kaman kata Abrani, sudah berlangsung lebih dari satu bulan.

Banjir terparah lanjut Abrani, berlangsung di dua desa, yakni Desa Muara Kaman Ulu dan Muara Kaman Ilir.

Pemerintah setempat, katanya, telah membuat posko pengungsian di dua lokasi, yakni di Posko Tebalai bagi warga korban banjir dari Desa Muara Kaman Ilir dan Posko Benua Lawas bagi warga yang mengungsi dari Desa Muara Kaman Ulu.

“Pekan lalu, jumlah warga yang mengungsi di Posko Benua Lawas sebanyak 51 Kepala Keluarga dan di Tebalai sebanyak 50 Kepala Keluarga. Hari ini, terjadi penambahan jumlah pengungsi dan di masing-masing posko dan warga yang mengungsi sudah mencapai 60 Kepala Keluarga,” terang Abrani.

Bertambahnya warga yang mengungsi lanjut Abrani akibat ketinggian air yang merendam kawasan itu semakin bertambah.

“Tadi malam, ketinggian air bertambah sekitar delapan centimeter. Ketinggian air yang merendam 12 desa ada yang mencapai lebih tiga meter dari permukaan tanah dan kalau dirata-ratakan ketinggian air di sejumlah desa hingga 2,5 meter,” jelas Abrani.

Selain akibat tingginya curah hujan di kawasan itu, banjir yang merendam 12 desa di Kecamatan Muara Kaman selama lebih sebulan terakhir, juga disebabkan pasang Sungai Mahakam serta limpahan air akibat banjir di wilayah hulu, yakni di Kabupaten Kutai Barat.

Bahkan tambah Abrani, aktivitas Kantor Desa Muara Kaman Ilir terpaksa dipindahkan di posko pengungsian di Tebalai akibat kantor desa setempat terendam.

“Pelayanan Kantor Desa Muara Kaman Ilir terpaksa dilakukan di tenda pengungsian di Posko Tebalai, begitupun dengan pelayanan kesehatan,” tutur Abrani.

Warga korban banjir lanjut ia, selama ini sudah mendapatkan bantuan kebutuhan pokok, tenda dan obat-obatan, baik dari Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara, perusahaan tambang batu bara serta perkebunan kelapa sawit yang beroperasi di Kecamatan Muara Kaman.

“Bahkan, sejumlah elemen mahasiswa dari Universitas Mulawarman dan organisasi kepemudaan di Muara Kaman telah menggalang bantuan di Kota Samarinda untuk membantu warga yang menjadi korban banjir. Selama ini, bantuan dari berbagai pihak sudah maksimal namun tentu warga masih membutuhkan berbagai bantuan sebab mereka sudha mengungsi lebih dari satu bulan,” kata Abrani.

 

Ant.

Artikel ini ditulis oleh: