Jakarta, Aktual.com — Komisi VII DPR akan menindaklanjuti adanya dugaan skandal pemalsuan komposisi minyak impor melalui kesepakatan tender antara Pertamina (Persero) dengan kontraktor Glencore.

Menurut Ketua Komisi VII DPR Gus Irawan Pasaribu, persoalan tersebut sudah menjadi kewenangannya dari anggota dewan untuk menjalankan fungsinya.

“Informasi ini akan kami pertanyakan ke Pertamina/ISC dalam fungsi pengawasan kami komisi VII,” kata Gus  Irawan kepada Aktual.com, Minggu (25/9)

Sebagaimana diketahui, Pertamina terpaksa melakukan penolakan dua kargo minyak Sarir dan Mesla yang tidah memenuhi komposisi kesepakatan. Namun disinyalir penolakan ini lantaran faktor terlebih dahulu diungkap media ke permukaan publik.

Direktur Eksekutif Center of Energy and Resources Indonesia Yusri Usman mencurigai memang sepertinya ada permainan antara Pertamina dengan Glencore untuk mengambil untung dari selisih harga dalam perbedaan komposisi minyak.

Seharusnya jelas Yusri, berdasarkan mekanisme impor, sewaktu posisi kapal tersebut loading di pelabuhan negara Libya (negara asal minyak), terdapat tim surveyor untuk memeriksa kondisi barang.

Jika memang barang tersebut tidak sesuai pesanan, maka hasil laporan tim sudah bisa menjadi landasan bagi ISC Pertamina untuk melakukan penolakan, dan kapal tidak semestinya berlayar ke Indonesia. Namun anehnya, penolakan itu setelah kapal datang ke Indonesia.

“Biasanya begitu loading di port Libya, hasil surveryor Independet yang ditunjuk harus segera dikirim ke ISC. Jadi aneh kenapa sampai kapal tersebut sudah merapat di terminal penampung Balikpapan baru ditolak.”

Laporan: Dadang Syah

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Wisnu