Pemerintah memilih impor garam daripada produksi sendiri atau swasembada. (ilustrasi/aktual.com)

Jakarta, Aktual.com – Kinerja pemerintah saat ini sepertinya dam mencari solusi terhadap permasalahan pangan yang ada selalu menutupi dengan kebijakan impor, termasuk untuk impor garam.

Menteri Perdagangan, Enggartiasto Lukita memastikan pemerintah akan memperbanyak impor garam untuk menutupi kekurangan pasokan garam yang saat ini terjadi, hingga berdampak pada mahalnya harga garam.

Padahal saat ini, Enggar juga sudah memberikan izin kepada PT Garam (Persero) untuk melakukan impor garam dari Australia sebanyak 75 ribu ton. Namun pihaknya akan kembali melakukan impor, salah satunya dari India.

“Kita sudah (mengeluarkan izin impor garam). Kita keluarin persetujuan impornya untuk industri sudah, untuk konsumsi juga sudah. Semua melalui PT Garam. Sehingga kita bisa pastikan supply-nya (pasokan) tercukupi,” ujar Enggar di acara Unit Kerja Presiden Pembinaan Pancasila (UKP Pancasila), di Gedung Krida Bhakti, Sekretariat Negara, Jakarta, Selasa (1/8).

Menurut Enggar, izin impor itu hanya diberikan terhadap PT Garam. Namun selain itu, pihaknya berjanji akan menggenjot produksi garam dari petani garam lokal, terutama dari Nusa Tenggara Timur (NTT).

“Itu dari gerai maritim terus berjalan, terus masuk. Untuk mencukupi kebutuhan kita. Tapi kalau kurang, nanti PT Garam impor dari India,” jelas dia.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Eka